Rangkasbitung (ANTARA) - Panen buah durian khas Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten, mulai ramai memadati sejumlah lokasi di Rangkasbitung dan banyak pembeli dari luar daerah berdatangan membelinya.
"Durian Badui habis diborong pembeli hingga menghasilkan omzet Rp25 juta," kata Basri (60) seorang pedagang durian khas Badui di Jalan Gang Kibun Rangkasbitung Kabupaten Lebak, Kamis.
Pedagang durian musiman itu ramai di sekitar ruas jalan Gang Kibun, Multatuli, Hardiwinangun, Sunan Kalijaga dan jalan selatan Stasiun Rangkasbitung.
Begitu juga ruas jalan menuju kawasan Badui, seperti Jalan Aweh - Cimarga - Leuwidamar serta Gunungkencana.
Mereka dipastikan meraup untung dan dapat menopang ekonomi keluarga.
"Kami hari ini menerima buah durian kiriman petani Badui hingga ribuan butir dengan harga Rp17 juta," kata Basri.
Dari modal Rp17 juta itu bisa meraup keuntungan bersih sekitar Rp4 juta selama dua hari.
Harga satuan durian khas Badui mulai Rp30 ribu hingga Rp150 ribu per butir. Pembelinya selain warga lokal, juga ada dari Jakarta, Tangerang, Bogor, bahkan dari Sumatera.
Para pedagang durian di Jalan Gang Kibun Rangkasbitung sekitar 30 orang dan menyerap puluhan tenaga kerja.
Bayi (60), pedagang durian di Jalan Multatuli Rangkasbitung mengaku dirinya sudah puluhan tahun berjualan buah durian Badui.
"Kami dua hari terakhir ini kewalahan melayani pembeli durian dengan jumlah cukup banyak," katanya.
Ahmad (55) merasa terbantu ekonomi keluarganya dengan berjualan durian.
Ia menampung ribuan buah durian dari petani Badui dan dipasok ke luar daerah, seperti Bogor, Bekasi, Indramayu dan Jakarta.
Durian sudah mulai panen dan sejak sepekan memasok buah durian ke Rangkasbiting hingga 10.000 butir per hari dengan keuntungan bersih sekitar Rp7,5 juta/hari.
Baca juga: Pemkab Purwakarta ajak petani berperan aktif untuk budidaya durian
Baca juga: Manisnya malika, primadona durian lokal asli Semarang