Jakarta, (Antara Megapolitan) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menjalin kerja sama dengan PT Reasuransi Maipark Indonesia untuk merealisasikan peran serta dunia usaha meningkatkan pemahaman terhadap risiko bencana, kewaspadaan, kesiapsiagaan demi meningkatan kesejahteraan bangsa.
Direktur Utama PT Reasuransi Maipark Indonesia, Yasril Y. Rasyid di Jakarta Rabu mengatakan dengan adanya nota kesepahaman ini, ke depan pemerintah melalui BNPB dan dunia usaha seperti yang dilakukan oleh PT Reasuransi Maipark Indonesia akan bisa bersinergi bekerjasama dalam menghadapi gempa bumi dan tsunami utamanya terkait dengan industri asuransi.
Melalui kerjasama ini menurut Yasril, akan bisa digunakan sebagai landasan saling mendukung melalui kegiatan kerja sama penanggulangan bencana.
Penanggulangan bencana terdiri dari beberapa tahap, diantaranya adalah prabencana yang meliputi kegiatan yang terdiri dari pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan. Tanggap darurat meliputi kegiatan kaji cepat, pemenuhan kebutuhan dasar, pemulihan sarana dan prasarana vital.
Pasca bencana meliputi kegiatan: rehabilitasi;dan rekonstruksi Dalam pelaksanaan kegiatan kesepakan ini semua pihak akan mengoordinasikan pembangunan sarana dan prasarana, pertukaran data dan informasi serta peningkatan kapasitas kelembagaan.
Sementara itu Kepala BNPB Willem Rampangilei mengatakan pentingnya kerja bersama antara pemerintah, masyarakat, dan kalangan dunia usaha dalam meningkatkan pemahaman terhadap risiko bencana, kewaspadaan, kesiapsiagaan dan untuk peningkatan kesejahteraan bangsa.
"Bekerjasama dengan kalangan dunia usaha juga sangat diperlukan, salah satunya adalah kerjasama antara BNPB dengan PT Reasuransi MAIPARK Indonesia pada hari ini," katanya.
Willem juga menyampaikan pemahaman terhadap risiko bencana, kewaspadaan, kesiapsiagaan dan perubahan cara pandang dan perilaku secara nasional dalam menghadapi risiko bencana gempa bumi dan tsunami dari ancaman menjadi peluang untuk kesejahteraan bangsa perlu ditingkatkan.
Deputi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB, B. Wisnu Widjaja yang mengatakan bahwa bencana kapasitas dan kesiapsiagaan nasional dapat terwujud dengan pelibatan berbagai pihak dalam bersinergi untuk pengelolaan risiko bencana termasuk kalangan usaha.
Oleh karena itu, peran lembaga usaha, peran akademisi, peran media diperlukan untuk dapat memberikan solusi-solusi konkret untuk mewujudkan masyarakat yang tangguh terhadap ancaman bencana, khususnya ancaman bencana gempabumi dan tsunami.
Wisnu menambahkan bahwa kita bersama perlu memiliki paradigma bahwa bencana tidak perlu diratapi, serta mindset positif terhadap fenoma alam yang berakhir dengan dampak korban maupun kerusakan.
Pemikiran positif sangat membantu dalam peningkatan kesadaran kehidupan masyarakat dalam 'living harmony with risk'.