Bogor (ANTARA) - Lembaga Survei Pusat Polling (Puspoll) Indonesia merilis hasil survei terbarunya periode 28 Juli - 3 Agustus 2024 terkait tingkat keterpilihan atau elektabilitas figur di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Bogor, Jawa Barat.
Peneliti Puspoll Indonesia Luqmanul Hakim dalam keterangannya, Minggu, mengungkapkan Dedie Rachim di peringkat teratas dengan elektabilitas 20,2 persen, disusul Dokter Rayendra 18,1 persen, dan Rena Da Frina 17,7 persen.
“Kalau dilihat dari hasil survei sebenarnya tidak banyak berubah. Karena Pak Dedie kan masih di posisi pertama. Terus yang nomor dua dokter Rayendra. Hanya yang memang sedikit mengejutkan kita itu, ada nama baru Rena. Bu Rena itu yang sedikit mengejutkan di hasil survei terbaru kita,” kata Luqman.
Survei dilaksanakan dengan jumlah sampel sebanyak 440 responden, dengan margin of error +/-4,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Unit sampling primer survei (PSU) ini adalah desa/kelurahan dengan sampel kelurahan yang tersebar di seluruh Kecamatan di Kota Bogor Jawa Barat.
Proses pengumpulan data dilaksanakan dari tanggal 28 Juli – 3 Agustus 2024 melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner terstruktur.
Luqman menyebutkan, survei ini tidak terlalu mengejutkan karena tingkat kepuasan publik terhadap kepemimpinan Wali Kota Bogor-Wakil Wali Kota Bogor sebelumnya, yakni Bima Arya-Dedie Rachim terbilang cukup tinggi.
“Nah Bu Rena sebagai bagian dari Pemerintahan Bima Arya dan Pak Dedie, saya rasa mendapat citra positif juga dari itu,” ungkapnya.
Ia menjelaskan survei kesukaan terhadap Rena yang merupakan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Bogor non-aktif ini mencapai 72,3 persen. Modal investasi kinerja tersebut disebut-sebut dapat mengantarkan Rena menuju kursi walikota.
“Sangat bisa menjadi modal awal Ibu Rena. Dari segi keterpilihan, beliau setidaknya sudah punya modal 17,7 persen. Dengan lebih masif lagi melakukan program blusukan ke bawah, beliau tentu punya peluang yang besar,” ujarnya.
Menurut dia, modal awal elektabilitas tersebut berkaitan pula dengan kinerja Rena Sebagai Kadis PUPR Kota Bogor. Ia mencontohkan bidang pembangunan infrastruktur yang mencapai angka kepuasan 38,9 persen.
“Selain kinerja selama ini di Dinas PUPR, pekerjaan rumah Rena sekarang adalah menjawab persoalan pokok warga kotanya. Misalnya seperti harga kebutuhan pokok yang 45 persen responden kami menganggap masih mahal. Begitu juga isu-isu lainnya, seperti pendidikan, kesehatan, pengolahan sampah dan sebagainya,” sebut Luqman.
Terkait dengan pesaing, Luqman menyebutkan nama wakil wali kota (petahana) Dedie Rachim dengan tingkat keterpilihan 20,2 persen.
Ia juga menganggap hal itu biasa dalam proses kontestasi pilkada. Luqman juga menitikberatkan para calon agar tidak lupa mengamankan tiket agar bisa berlabuh di Pilwakot Bogor.
“Persaingan tentu ketat, terutama dengan Pak Dedie. Tinggal sekarang fokus Bu Rena juga harus tertuju pada rekomendasi partai, jangan sampai peluang yang sudah ada kandas karena tidak adanya tiket untuk berlabuh di Pilwakot Bogor,” tuturnya.
Survei Puspoll Indonesia: Rena Da Frina melesat di Pilkada Bogor
Minggu, 11 Agustus 2024 12:23 WIB