Kabupaten Bogor (ANTARA) - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) secara serentak, Jumat, melakukan penanaman 6.400 pohon di berbagai lokasi proyek dan operasional perusahaan di seluruh Indonesia, termasuk menanam 64 pohon langka endemik nusantara di area hutan Wikasatrian, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, sebagai bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungan.
Kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka HUT ke-64 WIKA.
Direktur Human Capital dan Manajemen PT WIKA Tbk Hadjar Seti Adji di Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mengatakan 64 pohon langka yang ditanam ini terdiri atas 29 spesies.
“Kami bekerja sama dengan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN). Karena pohon-pohonnya dari BRIN juga di area yang bernama Purisatrian,” kata Hadjar usai penanaman.
Hadjar menjelaskan, WIKA telah bekerja sama dengan BRIN selama setahun ini untuk melakukan riset di hutan Wikasatrian. Riset ini dilakukan untuk budi daya hayati, atau keragaman flora fauna yang ada di hutan tersebut.
“Di mana sebetulnya hutan dari Wikasatrian ini dianggap sebagai hutan yang strategis dalam menjaga kelestarian sumber daya hayati. Dan sudah dilakukan penelitian oleh BRIN sejak setahun ini,” katanya.
Ia menyebut, penanaman ini dilakukan di area Purisatrian yang merupakan hutan baru seluas 4 hektare, sedangkan area Wikasatrian memiliki luas 10 hektare.
Hadjar menyatakan bahwa WIKA berkomitmen dalam kepedulian lingkungan dan melestarikan hutan. Ia berharap perusahaan serupa bisa terinspirasi dari apa yang dilakukan WIKA.
“Hutan ini adalah hutan alami, di mana terjadi mata rantai utuh. Jadi kami tidak mengintervensi apapun, betul-betul prosesnya dari flora dan faunanya sudah saling menutup satu sama lain,” ucapnya.
Hadjar menyampaikan, WIKA fokus dan konsentrasi terhadap pengembangan hutan untuk dilestarikan, bukan untuk produksi. Sebagai contoh, learning center di Wikasatrian hanya seluas 3.500 persegi yang berdiri di atas hutan seluas 10 Hektare.
“Itu yang menyebabkan kami sangat concern mengembangkan isu kami, dan kami agak gaungkan ke mana-mana. Agar menjadi satu inspirasi bagi pihak lain, bahwa kelestarian hayati menjadi satu kelestarian yang sangat penting bagi Indonesia yang kaya alam,” ujarnya.
Peneliti Pusat Riset Ekologi & Etnobotani BRIN Kusuma Dewi Sri Yulita mengatakan pohon-pohon endemik yang ditanam ini langka dan sudah sulit untuk dicari. Salah satunya yakni Hopea bilitonensis P.S.Ashto atau pelepak yang berasal dari Bangka Belitung.
Yulita mengatakan, dengan menanam pelepak di hutan Wikasatrian, secara tidak langsung WIKA menyelamatkan keberadaan tanaman tersebut.
“Suatu saat di Biliton terjadi pembangunan infrastruktur dan habitat alamnya habis, jadi stoknya masih ada di sini,” ucapnya.
Selain itu, ada juga beberapa buah lokal langka Indonesia yang disarankan BRIN untuk ditanam di Wikasatrian. Seperti kemuning hutan dari Kalimantan, belimbing papua dari Papua, randu alas dari Jawa, dan hena-hena dari Maluku.
“Ada beberapa buah lokal Indonesia seperti jeruk. Kemudian aromatic plants juga ada sedikit, ada beberapa jenis palem,” kata Yulita.