Jakarta (ANTARA) - Indonesia kembali mencatatkan prestasi di panggung internasional melalui ajang Going Digital Awards 2025 yang digelar perusahaan perangkat lunak rekayasa infrastruktur, Bentley Systems. Tahun ini, empat proyek strategis nasional terpilih sebagai finalis dari hampir 250 nominasi yang diajukan 47 negara.
Keempat proyek itu meliputi fasilitas pengolahan sampah menjadi energi (Refuse-derived Fuel/RDF Rorotan) garapan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, digitalisasi perawatan jalur rel PT Kereta Api Indonesia (Persero), transformasi pembangunan Light Rail Transit (LRT) Jakarta Fase 1B oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk, serta Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Jatiluhur I yang dikelola PT Wika Tirta Jaya Jatiluhur (WTJJ).
Energi dari sampah perkotaan
Kebijakan pengelolaan sampah perkotaan di Indonesia kerap menghadapi dilema: volume sampah terus meningkat, sementara lahan TPA semakin terbatas. Di Jakarta Utara, PT Wijaya Karya (Wika) menjawab tantangan ini melalui proyek RDF Rorotan yang masuk kategori Energy Production.
RDF adalah bahan bakar padat yang dihasilkan dari sampah rumah tangga dan sampah perkotaan melalui serangkaian proses pemilahan, pencacahan, pengeringan, hingga pengolahan lanjutan.
Dengan dukungan ProjectWise, iTwin, dan SYNCHRO dari Bentley, Wika membangun ekosistem digital yang memungkinkan pemodelan 3D real-time, perencanaan konstruksi 4D, dan manajemen biaya 5D.
Inovasi tersebut menempatkan Wika bersaing ketat dengan dua proyek raksasa asal China: konstruksi pabrik baja digital Baosteel serta pembangunan PLTA Caiziba oleh Shanghai Investigation.
Rel kereta lebih cerdas dengan digitalisasi
Transportasi kereta api masih menjadi tulang punggung mobilitas darat di Indonesia. Dengan jaringan lebih dari 7.000 kilometer rel, PT Kereta Api Indonesia (KAI) dituntut menjaga performa layanan yang aman, tepat waktu, dan efisien.
Di kategori Rail and Transit, KAI masuk finalis melalui proyek Smart Infrastructure berbasis AssetWise Linear Analytics. Proyek ini berfokus pada modernisasi dan digitalisasi sistem perawatan jalur rel agar lebih prediktif, bukan reaktif.
Dengan memanfaatkan Bentley AssetWise dan iTwin, KAI membangun common data environment (CDE) yang terintegrasi dengan teknologi digital twin berbasis kecerdasan buatan/AI. Sistem ini mampu mendeteksi dini potensi kerusakan, memprediksi kebutuhan perawatan, hingga mengoptimalkan siklus hidup aset.
Hasilnya, waktu perawatan rel bisa dipangkas dua hingga empat jam per segmen. Efisiensi meningkat 25–40 persen, umur aset lebih panjang, emisi karbon berkurang, dan limbah material dapat ditekan.
LRT Jakarta: Hemat ratusan miliar dengan digital twin
Jakarta, kota dengan tingkat kemacetan tinggi, tengah berupaya menyediakan transportasi massal modern yang ramah lingkungan. Pembangunan LRT Jakarta menjadi bagian dari solusi, sekaligus strategi menekan ketergantungan pada kendaraan pribadi berbahan bakar fosil.
Di kategori yang sama dengan KAI, Rail and Transit, PT Waskita Karya (Waskita) melaju di ajang Going Digital Awards 2025 dengan proyek LRT Jakarta Fase 1B Velodrome–Manggarai sepanjang 6,4 km. Jalur ini melengkapi Fase 1A (Kelapa Gading–Velodrome), sehingga total lintasan mencapai 12,2 km dengan waktu tempuh sekitar 28 menit.
Target rampung pada 2026, proyek ini diharapkan mampu mengurangi 21 juta perjalanan kendaraan pribadi setiap tahun, sehingga menurunkan jejak karbon kota.
Dalam ajang Going Digital Awards 2025, Waskita dan KAI akan bersaing dengan proyek transformasi digital Terowongan Severn yang diajukan Network Rail, Inggris.
SPAM Jatiluhur I: Air bersih untuk 380 ribu penduduk
Akses terhadap air bersih masih menjadi tantangan di wilayah padat penduduk sekitar Jakarta. Proyek SPAM Regional Jatiluhur I yang dikelola PT Wika Tirta Jaya Jatiluhur (WTJJ) hadir untuk menjawab kebutuhan tersebut.
WTJJ kemudian mengintegrasikan ekosistem digital Bentley: ProjectWise, OpenFlows, SYNCHRO, dan digital twin berbasis iTwin IoT. Dengan dukungan platform ini, tim dapat melakukan kolaborasi real-time, simulasi jaringan pipa, serta pemantauan aset berbasis prediksi.
Hasilnya konkret. Persetujuan pemangku kepentingan bisa dipercepat 50 persen, potensi pemborosan Rp12 miliar dihindari, dan jadwal penyelesaian proyek dipangkas 25 persen. Dari sisi lingkungan, efisiensi energi meningkat 18 persen dan emisi karbon berkurang 1.200 ton.
Prestasi empat finalis 2025 memperpanjang daftar capaian Indonesia di ajang internasional yang sama. Pada 2023, PT Hutama Karya meraih Founders’ Honors atas inovasi rekayasa geoteknik proyek Jalan Tol IKN Seksi 3A di Kalimantan Timur. Di tahun yang sama, PT Waskita Karya juga mendapat penghargaan atas digitalisasi ekosistem infrastruktur Ibu Kota Nusantara.
Setahun berikutnya, 2024, PT Wijaya Karya kembali menorehkan prestasi dengan Founders’ Honor melalui proyek konektivitas jalan dan tol di IKN.
Rekam jejak konsisten ini menegaskan bahwa Indonesia tidak hanya sebagai pengguna teknologi, tetapi juga inovator yang mampu menghadirkan infrastruktur digital kelas dunia.
