"Lima rumah di Desa Tanjungsari, Kecamatan Curugkembar yang dihuni 13 jiwa itu mengalami rusak sedang seperti retak pada bagian dinding dan pondasinya ambles. Tetapi seluruh penghuninya memilih bertahan di rumahnya atau tidak mengungsi," kata Humas BPBD Kabupaten Sukabumi Sandra Fitria di Sukabumi, Rabu.
Menurut Sandra, informasi dari Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Curugkembar, bencana pergerakan tanah ini dipicu oleh saluran irigasi yang di mana airnya merembes ke permukiman warga. Sehingga, menyebabkan kondisi tanah menjadi labil.
Baca juga: Bencana tanah bergerak di Tegalkaso Sukabumi pada Jumat rusakkan sejumlah rumah
Baca juga: Pemkab Sukabumi siapkan huntara untuk warga Nyalindung terdampak pergerakan tanah
Baca juga: Bencana tanah bergerak di Nyalindung Sukabumi merusak puluhan rumah
Baca juga: Bencana tanah bergerak di Tegalkaso Sukabumi pada Jumat rusakkan sejumlah rumah
Baca juga: Pemkab Sukabumi siapkan huntara untuk warga Nyalindung terdampak pergerakan tanah
Baca juga: Bencana tanah bergerak di Nyalindung Sukabumi merusak puluhan rumah
Selain merusak lima rumah, dampak dari pergerakan tanah itu juga mengancam 37 rumah yang dihuni 135 jiwa. Bencana ini pun diperparah dengan intensitas hujan yang turun setiap hari.
Bencana ini juga mengakibatkan terbelahnya tanah di areal persawahan warga. Untuk menanggulangi agar bencana ini tidak semakin meluas, pihaknya telah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk segera melakukan perbaikan saluran irigasi.
Sementara untuk kerugian akibat bencana ini masih dalam pendataan. Di sisi lain, BPBD Kabupaten Sukabumi bersama personel P2BK Curugkembar dan unsur Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Curugkembar masih bersiaga di lokasi kejadian dan mengimbau kepada warga khususnya yang terdampak untuk meningkatkan kewaspadaan serta apabila kerusakan bertambah parah diminta untuk segera mengungsi ke tempat yang lebih aman.