Lebak (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Banten menyebutkan sebanyak 261 jiwa korban bencana pergerakan tanah di kabupaten tersebut yang terjadi dua pekan lalu hingga kini masih tinggal di pos pengungsian.
"Kita mengoptimalkan pelayanan dasar bagi masyarakat yang terdampak bencana alam agar mereka tinggal di pos pengungsian terpenuhi kebutuhan pangan," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Febby Rizky Pratama di Lebak, Kamis.
Bencana pergerakan tanah di Kabupaten Lebak terdapat empat titik antara lain di Desa Cidikit, Kecamatan Bayah, Desa Penyaungan Kecamatan Cihara, Desa Cijengkol Kecamatan Cilograng dan Desa Cimandiri Kecamatan Panggarangan.
Keempat titik bencana pergerakan tanah tersebut sudah dilakukan penelitian dan pengamatan oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).
Baca juga: Ada 2.247 rumah di Lebak Banten terdampak banjir, longsor, pergerakan tanah
Hasil penelitian dan pengamatan itu diperkirakan bisa diketahui setelah satu pekan ke depan untuk direkomendasikan, apakah masyarakat perlu dilakukan relokasi ke tempat yang lebih aman atau tetap tinggal di lahan kawasan rawan bencana.
"Itu nantinya hasil keputusan dari BPPTKG," kata Febby.
Menurut dia, dari empat titik lokasi bencana pergerakan tanah hanya warga Desa Cidikit Kecamatan Bayah dan Desa Penyaungan Kecamatan Cihara yang hingga kini tinggal di pos pengungsian.
Saat ini, jumlah warga yang tinggal di pengungsian gedung SMPN 8 dan tenda total sebanyak 261 jiwa dari 91 kepala keluarga (KK).
Untuk pengungsian di SMPN 8 Desa Cidikit Kecamatan Bayah tercatat 67 KK dengan 180 jiwa dan di tenda di Desa Panyaungan Kecamatan Cihara 24 KK dengan 81 jiwa.
Baca juga: 20 kecamatan di Lebak dilanda banjir longsor dan pergerakan tanah
Sedangkan jumlah rumah yang mengalami kerusakan sebanyak 351 unit terdiri dari 121 unit , rusak sedang 15 unit dan rusak ringan 215 unit.