Jakarta (Antara Megapolitan) - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj menyindir kalangan orang kaya yang dinilainya justru susah membayar zakat dibandingkan kalangan menengah ke bawah.
"Tidak ada seorang Islam pun yang mengingkari kewajiban zakat, tapi dalam praktiknya kelas menengah ke bawah rajin zakat, kalau konglomerat, sudah kaya raya, itu susah sekali," katanya di Jakarta, Kamis.
Said Aqil mengemukakan hal itu saat membuka seminar "Penguatan Filantropi Islam Nusantara untuk Kemandirian Ekonomi Umat" yang digelar NU CARE-LAZISNU di Gedung PBNU.
Ia pun melanjutkan sindirannya. Menurut dia, melaksanakan kewajiban zakat memang jauh lebih berat dari menjalankan ibadah haji yang notabene justru membutuhkan biaya besar. Buktinya, untuk berhaji orang rela mengantre bertahun-tahun.
"Daftar haji mau ngantre 30 tahun, tapi tidak ada yang ngantre bayar zakat. Kalau ngantre menerima zakat itu banyak," katanya disambut tawa peserta seminar.
Namun, lanjut dia, bisa jadi orang kaya enggan membayar zakat bukan karena mereka tidak mau, melainkan karena kurang percaya pada lembaga pengelola zakat.
"Ketidakpercayaan tersebut kadang tidak pada orangnya, tapi pada administrasinya," kata Said Aqil.
Karena itu, lembaga pengelola zakat, khususnya NU CARE-LAZISNU, harus introspeksi dan berbenah, lebih transparan, membangun kerja sama dengan siapa pun dengan modal kebaikan, proporsional, dan profesional, serta bertanggung jawab.
"Mari kita perbaiki diri kita dalam rangka membangun kepercayaan dari semuanya," kata Said Aqil.