Depok (ANTARA) - Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) siap mengakselerasi perkembangan ekonomi dan keuangan syariah, salah satunya melalui kolaborasi dengan institusi jasa keuangan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) guna memperkuat ekosistem ekonomi dan keuangan syariah di Tanah Air.
"FEB UI menjadi tempat untuk mencetak talenta-talenta terbaik di bidang ekonomi dan keuangan syariah dengan peningkatan kualitas pendidikan yang berkesinambungan," kata Dekan FEB UI Teguh Dartanto, di Kampus UI Depok, Jawa Barat, Kamis.
FEB UI, kata Teguh, telah terakreditasi AACSB untuk Jurusan Ekonomi Islam dan Bisnis Islam. Satu-satunya di Indonesia, bahkan satu-satunya di dunia program S1 yang memiliki akreditasi AACSB, sebuah akreditasi sekolah bisnis yang diakui internasional.
Akreditasi ini menjadi bagian upaya kami meningkatkan kualitas lulusan FEB UI dalam mencetak talenta-talenta unggul di bidang ekonomi dan bisnis syariah, katanya pula.
Adapun AACSB atau The Association to Advance Collegiate Schools of Business adalah lembaga akreditasi sekolah bisnis tertua di dunia yang berbasis di Amerika Serikat.
Baca juga: FEB UI dan KBRI Korsel beri pelatihan dasar pemasaran produk pertanian
Teguh pun menyebut, upaya tersebut tak terlepas dari potensi ekonomi dan keuangan syariah yang besar di Indonesia. Penetrasi keuangan syariah nasional masih sekitar 7 persen selama 5 tahun terakhir.
Untuk itu, menurutnya, ruang pertumbuhan yang dimiliki keuangan syariah masih luas. Mengingat negara ini berpenduduk mayoritas Muslim atau sekitar 86,7 persen dari total populasi sekitar 270 juta jiwa.
Oleh karena itu, kata Teguh lagi, ekonomi maupun keuangan syariah bisa maju jika didukung oleh berbagai pihak melalui kolaborasi yang kuat. Hal tersebut tak sekadar semangat berbasis keagamaan saja, tetapi juga diperkuat oleh sumber daya manusia yang unggul dengan ekosistem yang mumpuni.
“Dunia pendidikan mencetak talenta-talenta berkualitas, kami tidak bisa sendiri. Membutuhkan support dari dunia industri. Agar lulusan kami ada link and match. Dan pendidikan, pengajaran kami juga ada link and match antara dunia teori sama dunia praktik. Hal ini yang menurut saya adalah hal yang sangat penting sekali bagaimana kolaborasi antara dunia pendidikan dan dunia industri,” ujarnya lagi.
Baca juga: Gubes FEBUI: Repositioning strategy perlu untuk kembangkan investasi
Selain itu, untuk mengakselerasi kemajuan ekonomi dan keuangan syariah dengan ekosistem yang kuat, kolaborasi pun harus dilakukan dengan pemangku kebijakan serta masyarakat luas, bahkan organisasi internasional. Untuk itu, kata Teguh, FEB UI selalu mengupayakan menghadirkan dosen tamu dari kalangan praktisi dalam kegiatan perkuliahan.
Ke depan, pihaknya pun terus mengupayakan case study dari dunia bisnis. Dia mencontohkan keberhasilan merger BSI yang diproyeksikan menjadi lokomotif keuangan dan ekonomi syariah nasional serta berperan di tataran global.
Teguh menjelaskan merger BSI harus dikaji secara ilmiah dan dijadikan bahan pembelajaran. "Kami punya CELEB, Center for Education and Learning in Economy and Business yang fokus memproduksi case study di Indonesia. Kami ingin mendiseminasikan hasil-hasil dari case study itu untuk seluruh mahasiswa atau seluruh sekolah ekonomi bisnis di Indonesia," katanya.
Dengan demikian, kita dapat memajukan dan membangun ekosistem bersama-sama mencetak talenta-talenta muda untuk Indonesia di masa depan.
Diharapkan ekonomi dan keuangan syariah dapat saling melengkapi dengan sistem konvensional dalam memperkuat perekonomian Indonesia. Dalam konteks Indonesia, menurutnya, kedua-duanya bukan harus saling berkompetisi atau substitusi, melainkan menjadi komplementer.
Baca juga: Dekan FEB UI: Jadikan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi kawasan
Oleh karena itu, Teguh sebagai ekonom dan akademisi menyebut, kehadiran BSI memperkuat ekosistem dari ekonomi dan bisnis perbankan secara keseluruhan. Sebab, kehadiran BSI membuat Indonesia memiliki satu bank syariah yang besar, mengingat selama ini bank yang besar menunjukkan kinerja yang semakin efisien.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) periode 2012-2017 Muliaman Hadad mengatakan ekosistem keuangan syariah menurutnya luar biasa besar, mencakup keuangan komersial dan sosial syariah, industri halal, komunitas dunia usaha, hingga ekosistem pendukung ekonomi syariah.
“Jadi saya katakan ekosistem yang saya maksud ini bukan hanya keuangan syariah, tapi semua stakeholders atau partisipan yang kemudian masuk di dalam sistem ekonomi syariah. Ini menjadi bagian dari ekosistem yang harus diakselerasi kemajuannya,” ujarnya
Dengan demikian, kata dia lagi, penetrasi keuangan syariah nasional yang masih sekitar 7 persen dapat ditingkatkan. Sebab, melalui penguatan ekosistem akan memberikan dampak yang luar biasa terhadap dorongan pertumbuhan dan penetrasi yang sangat tinggi.