"Kami mengapresiasi pekerjaan besar MUI dan seluruh yayasan agama yang ikut dalam memprakarsai acara ini," katanya dalam acara tersebut melalui video yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin.
Al-Issa mengatakan acara ini dapat mencerahkan pandangan, pemikiran, dan akhlak umat terkait dengan agama, perdamaian, dan peradaban.
Ia juga mengatakan acara ini penting untuk dilaksanakan mengingat banyaknya kasus anti terhadap agama tertentu (fobia agama) yang menurutnya hal tersebut tidak dapat ditoleransi.
Baca juga: MUI minta masyarakat sikapi penafsiran agama atau pemberitaan dengan lakukan tabayun
Menurut dia agama tidak akan lepas dari peradaban dan kehidupan manusia dalam bermasyarakat. Ia juga mengutip kalimat filsuf modern asal Prancis, Henri Bergson.
"Banyak orang berkumpul tanpa ilmu, seni, dan filsafat, tapi tidak ada sama sekali orang yang berkumpul tanpa agama," ujar mantan Menteri Kehakiman Arab Saudi itu.
Ia menegaskan perbedaan agama bukanlah pembenaran adanya perselisihan, namun justru menegakkan berdirinya peradaban manusia yang terhormat.
Adanya perbedaan, sambungnya, berguna untuk saling memahamkan, menjaga keberagaman, serta berkompetisi secara sehat antarumat beragama agar saling bahu membahu untuk kepentingan bersama.
Baca juga: MUI Kabupaten Bogor "kick off" Gerakan Literasi Digital
"Dialog seperti ini bukanlah pilihan, namun ini adalah strategi untuk mengintegrasikan seluruh kepentingan masyarakat," ungkapnya.
Ia menyatakan seluruh pemimpin agama di dunia harus bekerja sama untuk menghindari perselisihan dan membangun kehidupan yang harmonis antarumat beragama.
Pada akhir sambutannya, Al-Issa mendoakan agar acara ini dipermudah, dilancarkan, serta siapapun yang berkaitan dengan acara ini agar diterima amal ibadahnya di sisi Allah Subhanahu wa Taala (SWT).