Kabupaten Bekasi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat mencanangkan pengelolaan sampah organik di setiap kecamatan hingga desa secara bertahap agar memiliki nilai ekonomis sekaligus mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA Burangkeng.
Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan di Cikarang, Rabu, mengatakan pencanangan pengelolaan sampah organik ini menindaklanjuti hasil diskusi terbuka mengenai solusi persoalan sampah oleh peneliti dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Institut Pertanian Bogor (IPB).
"Kita canangkan dulu nanti langsung ditindaklanjuti dengan membuat percontohan di desa-desa karena yang terpenting kan segera dipraktikkan. Kalau teorinya ternyata mudah, pakai maggot, lalat BSF, pakai cacing, tadi saran para profesor yang sudah 20 tahun meneliti," katanya.
Baca juga: 10 truk disiapkan untuk angkut puluhan ton sampah dari Kali Ciherang Bekasi
Dia menjelaskan pengelolaan sampah organik ini melibatkan tim khusus yang ditugaskan di setiap penjuru wilayah dengan peran serta aktif bank-bank sampah desa yang saat ini baru difungsikan untuk mengumpulkan sampah anorganik.
"Yang banyak dan bikin bau itu sampah dapur dan pasar, sekarang kita fokus ke situ. Kuncinya sedapat mungkin tidak diangkut, jadi sedapat mungkin diselesaikan di tempat, bisa di rumah, bisa di lingkungan RT/RW, maksimal di tingkat desa," katanya.
Dirinya optimistis pengelolaan sampah organik melalui skema ini mampu membantu mengatasi persoalan kelebihan kapasitas di TPA Burangkeng sekaligus mendatangkan nilai ekonomis bagi masyarakat setempat.
Baca juga: Kabupaten Bekasi berkolaborasi tangani gunung sampah TPA Burangkeng
"Selain mengurangi beban TPA Burangkeng yang juga sedang terus kita upayakan untuk perluasan area, budi daya maggot ini juga bernilai ekonomis sehingga bisa membantu mendongkrak perekonomian masyarakat," katanya.
Dani juga berharap, kesadaran masyarakat untuk berperan serta aktif dalam program ini agar persoalan sampah yang selama ini dihadapi pemerintah daerah berangsur-angsur dapat teratasi.
"Kuncinya ada di peran serta masyarakat juga karena biasanya agak susah mengubah perilaku, makanya kita bertahap dari desa dulu kemudian berkembang ke RW hingga ke RT. Biasanya kalau manfaatnya sudah terlihat, masyarakat jadi mau," katanya.
Baca juga: Puluhan ton sampah diangkut dari Kali Pisangan Bekasi
Pemerintah Kabupaten Bekasi selama beberapa bulan terakhir aktif mengadakan diskusi terbuka bersama para pakar membahas solusi spesifik percepatan kinerja pembangunan, termasuk persoalan pengelolaan sampah.
"Dari setiap tujuh solusi spesifik ini, paling tidak dari sisi pilot project (proyek percontohan) kita targetkan Bulan Agustus tahun ini sudah berjalan," kata dia.