Bogor (ANTARA) - Organisasi nirlaba global Forest Stewardship Council (FSC) menyatakan bahwa hutan bersertifikasi ekolabel FSC di kawasan regional Asia Pasifik tahun 2022 mencapai seluas 8,4 juta hektare (ha).
"Dengan industri yang bersertifikasi FSC Chain of Custody Certification (CoC) mencapai 24.000 sertifikat FSC CoC," kata Marketing and Communication Manager for FSC Indonesia, Indra Setia Dewi dalam pernyataan yang dikirimkan kepada ANTARA dari ajang "FSC Business Forum" yang berlangsung di Bangkok, Thailand, Senin malam.
FSC adalah organisasi nirlaba yang menyediakan solusi pengelolaan hutan berkelanjutan yang kredibel. Saat ini, lebih dari 200 juta hektar hutan di seluruh dunia disertifikasi sesuai dengan standar FSC
Baca juga: FSC: Getah pinus Perhutani peroleh sertifikat ekolabel pertama Indonesia
Sertifikasi FSC CoC (lacak balak) adalah sertifikasi FSC untuk rantai pengolahan hasil hutan setelah hasil hutan (kayu dan non-kayu) diangkut keluar hutan.
Pihak yang memerlukan FSC CoC termasuk di antaranya pabrik, manufaktur, pedagang antara, dan lain-lain yang ingin menggunakan claim FSC pada produk.
Sertifikasi lacak balak FSC memverifikasi bahwa material bersertifikasi FSC telah diidentifikasi dan dipisahkan dari bahan yang tidak memenuhi syarat dan tidak dapat diterima saat melewati rantai pasokan dari hutan ke pasar.
Baca juga: Perluasan hutan tersertifikasi FSC dukung pengurangan emisi GRK
Indra Setia Dewi menjelaskan kawasan Asia Pasifik merupakan salah satu kawasan penting bagi perdagangan produk bersertifikasi FSC.
"Asia Pasifik merupakan kawasan dengan sertifikasi FSC CoC terbesar saat ini dibandingkan kawasan lainnya," katanya.
FSC Business Forum, kata dia, merupakan kegiatan yang diadakan untuk mempromosikan perdagangan dan pemegang sertifikasi FSC di Kawasan Asia Pasifik.
Topik utama FSC Business Forum tahun 2022 ini, yang merupakan yang ke-4, berfokus pada topik konstruksi, furnitur, karet alam, kertas daur ulang, kemasan, hygiene, dan bio-circular.
Dalam ajang itu, katanya, Indonesia menghadirkan dua pemegang sertifikasi FSC dalam forum bisnis tersebut, yaitu Budi Hermawan yang mewakili sisi "supply" kayu konstruksi dan Hero Djajakusumah mewakili sisi pemasok karet.
FSC Asia Pacific Business Forum 2022 adalah forum bisnis yang memiliki sejumlah manfaat, yakni: adalah acara jaringan eksklusif di mana pemasok bersertifikat FSC di Asia Pasifik dapat berbaur dengan pembeli internasional, pengecer, dan pemegang lisensi promosi FSC.
Baca juga: Hutan rakyat rotan di Kalteng raih sertifikasi ekolabel FSC kedua kalinya
Lalu, akan membantu merek dan peritel membangun rantai nilai produk hutan yang kuat dan berkelanjutan.
Kemudian, akan menghubungkan pemasok bersertifikat FSC yang ada di Asia Pasifik dengan merek dan pengecer regional dan internasional.
Lainnya, akan memromosikan produk bersertifikat FSC yang sedang tren dan sedang berkembang yang tersedia di Asia Pasifik.
Selanjutnya, akan menjadi acara peluncuran resmi Jaringan Perdagangan Kayu Tropis Berkelanjutan FSC x UN-REDD dan Pusat Informasi Jaringan Perdagangan Kayu Tropis Berkelanjutan (Sustainable Tropical Timber Trade Network/STTTN), demikian Indra Setia Dewi.
FSC: Hutan bersertifikasi ekolabel Asia-Pasifik capai 8,4 juta ha
Senin, 28 November 2022 21:40 WIB
Dengan industri yang bersertifikasi FSC Chain of Custody Certification (CoC) mencapai 24.000 sertifikat FSC CoC.