Jakarta (ANTARA) - Koordinator Staf Khusus Presiden AAGN Ari Dwipayana mengingatkan pentingnya menjaga ekosistem laut agar memberikan manfaat dan sumber kehidupan bagi masyarakat.
"Pantai yang tidak dijaga, bahkan praktik pembabatan hutan mangrove hanya demi pembangunan tempat untuk menikmati sunset dapat membuat laut menjadi sumber bencana bagi masyarakat," kata Ari Dwipayana baru-baru ini, dalam sambutannya saat membuka pertunjukan orkestra semesta bertajuk "Ghurnita Samudra Murti" yang diselenggarakan Yayasan Puri Kauhan Ubud di Bali.
Keberadaan laut penting terhadap sistem kepercayaan dan kehidupan masyarakat Bali.
Laut punya dua wajah "buto" dan "dewa". Dalam wajah "buto" ini seperti penderitaan yang disebabkan wabah, bencana, dan lainnya yang bersumber dari laut. Sementara, wajah "dewa", laut dilihat bahwa sumber kehidupan tersebut ada di dasar samudera laut.
Menurut Ari, konteks hari ini bahwa laut adalah sumber kehidupan bagi seluruh masyarakat, bukan saja nelayan yang menyediakan sumber ekonomi, pangan, dan peran penting terhadap ketahanan iklim "blue carbon".
Sayangnya, kata dia, saat ini laut tengah terancam. Terumbu karang yang melindungi masyarakat selama jutaan tahun sudah rusak dijarah, termasuk hutan mangrove yang sudah banyak dibabat demi mendapatkan tempat untuk menikmati sunset.
Sebagai pembanding, tambahnya, salah satu penghasilan terbesar Norwegia saat ini berasal dari budi daya ikan salmon. Sementara, Indonesia yang mempunyai tuna, lobster, dan lain-lain seharusnya bisa menjadikannya sebagai kekuatan ekonomi.
Pentingnya jaga ekosistem laut
Rabu, 16 November 2022 7:46 WIB