Kabupaten Bekasi (ANTARA) - Forum Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memperkenalkan batik khas Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, ke sekolah-sekolah melalui kegiatan sosialisasi yang diikuti para kepala sekolah jenjang pendidikan TK hingga SMP di wilayah itu.
Ketua Forum UMKM Kecamatan Cibarusah Setyowati mengatakan pengenalan Batik Bekasi di lingkungan dunia pendidikan selain menjadi upaya pengembangan ekonomi kreatif masyarakat juga dalam rangka mengajak segenap pelajar untuk mencintai budaya, sejarah, serta kearifan lokal yang tertuang melalui media pakaian.
"Kita ingin anak-anak kita mengetahui dan mencintai budaya, sejarah, dan kearifan lokal melalui media batik yang dapat melekat atau digunakan pelajar. Batik ini sudah mendapat atensi pemerintah daerah dan semoga menjadi ikon sekaligus identitas yang melekat," katanya di Kabupaten Bekasi, Sabtu.
Dia menyebutkan sejumlah motif batik yang tengah dikembangkan Forum UMKM Kabupaten Bekasi di wilayah Kecamatan Cibarusah antara lain Klenteng Ngok Kok Ong, Masjid Al-Mujahidin, serta motif Pondok Pesantren Baqiyatussholihat yang didirikan KH. Raden Ma'mun Nawawi.
Selain itu ada pula motif Jembatan Cipamingkis dan Mobil Truk Biawak yang menggambarkan tentang kearifan lokal yang masih eksis hingga saat ini.
Baca juga: Bekasi libatkan swasta bangun stan promosi batik
Baca juga: Bekasi seleksi sepuluh motif batik ASN
Seluruh motif batik tersebut dalam waktu dekat akan didaftarkan legalitasnya melalui Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atas bantuan Dinas Pariwisata Kabupaten Bekasi.
"Pembuatan batik ini tidak dilakukan manual dengan canting, tapi menggunakan teknik cetak agar lebih efisien dan berkualitas serta menjaga detil motif gambar," ucapnya.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Bekasi Iyan Priyatna menyambut baik program pengenalan batik khas Kabupaten Bekasi di lingkungan sekolah sebagai upaya pengembangan usaha sektor UMKM sekaligus merawat kearifan lokal melalui sejarah dan budaya.
"Sesuai arahan Pak Pj Bupati Bekasi terkait pemakaian batik khas Bekasi bagi perangkat daerah dan para siswa sekolah pada setiap Jumat, kami ingin agar batik ini menjadi media yang mengingatkan kita semua akan kekayaan budaya, sejarah, dan kearifan lokal," katanya.
Iyan berharap pengenalan batik ini mendapat respon positif masyarakat sehingga pengembangan usaha kecil di sektor produksi batik lokal juga dapat terus ditingkatkan.
"Batik menjadi identitas wilayah karena motif yang melekat merupakan bagian dari sejarah Kabupaten Bekasi juga. Saya berharap seluruh penjuru wilayah dapat mengenalkan lagi secara lebih luas dengan begitu kita akan memiliki begitu banyak motif batik sekaligus sentra-sentra UMKM produksi batik," katanya.
"Pengenalan batik khas Kabupaten Bekasi ini juga sudah kami lakukan dengan sasaran sejumlah titik seperti pusat perbelanjaan, lobi hotel, restoran, serta pusat keramaian lain. Kita berharap batik kita dikenal hingga internasional seperti batik khas Jogja maupun Solo," imbuh dia.