Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang berupaya memperbanyak jumlah tempat pengolahan sampah reduce, reuse, recycle (TPS3R) di berbagai titik di wilayah permukiman untuk mengurangi beban sampah di tempat pembuangan akhir (TPA).
"Menurut saya inilah yang kita harapkan bisa ada di setiap masyarakat. Belum banyak, tapi saya yakin dengan keteladanan yang diciptakan, lama-lama Kota Semarang akan bersih dengan cara seperti ini," kata Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti, di Semarang, Senin.
Hal tersebut disampaikannya saat meninjau langsung pengolahan sampah di TPS3R Pedalangan, Banyumanik, Semarang.
Saat ini terdapat 23 titik pengolahan sampah di Kota Semarang, terdiri dari 18 TPS3R berbasis masyarakat, dua TPS3R dikelola Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang.
Baca juga: Menanti Pemprov Jakarta atasi bau sampah RDF Rorotan
Baca juga: Palembang optimalkan infrastruktur pengolahan sampah
Kemudian tiga tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) skala kota, yakni TPST Undip, TPST Unnes, TPST BSB yang nantinya titik pengolahan sampah akan diperbanyak sebagai solusi di hulu untuk mengurangi beban TPA Jatibarang.
Melalui pemanfaatan dana Rp25 juta per RT per tahun, kata dia, program gotong royong bisa diperluas untuk mewujudkan lingkungan bersih dari titik kampung dan permukiman, salah satunya TPS3R Pedalangan yang bisa menjadi percontohan bagi wilayah lain.
"Yang di sini itu harus kami minta nantinya untuk bisa mengedukasi lingkungan yang lain," kata Agustina.
Ia juga mengapresiasi sistem pengelolaan sampah skala kecil di TPS3R Pedalangan yang telah memilah sampah organik dan anorganik.
Sampah organik dijadikan pupuk untuk digunakan di pekarangan warga, sementara sampah anorganik seperti plastik dan kertas dipilah dan dijual kembali.
Baca juga: Sidoreksi percontohan pengolahan sampah jadi BBM di Kudus
"Yang pupuk juga langsung dipakai untuk pekarangan masing-masing. Yang plastik dan kertas, sudah ada pengepul yang menjemput langsung," katanya.
TPS3R Pedalangan memiliki fasilitas pemilahan dengan mesin pres untuk mengurangi volume sampah anorganik serta fasilitas pengomposan yang dilengkapi mesin perajang dan pengayak pupuk.
Dari total volume sampah 6 meter kubik per hari, sekitar 4 meter kubik berhasil dikurangi setiap harinya.
Selain TPS3R Pedalangan, Wali Kota Semarang juga meninjau Bank Sampah Sakura Pedalangan.
Sri Mulyana selaku pengurus Bank Sampah Sakura, sekaligus tokoh ProKlim RW 3 Kelurahan Pedalangan menyambut positif kunjungan Wali Kota.
Baca juga: DLH Belitung terapkan sistem pengolahan sampah terpadu di TPA Gunung Sadai
"Dengan beliau melihat langsung yang ada di lapangan, masyarakat akan sangat mendukung program-program pemilahan sampah dan pengelolaan melalui bank sampah," katanya.
Sri juga menambahkan bahwa bank sampah yang mulai terorganisasi sejak 2019 itu masih membutuhkan penguatan kapasitas dan bantuan sarana.
"Kami membutuhkan 'capacity building' dan bantuan sarana yang diperlukan untuk mendorong semakin majunya Bank Sampah sebagai bagian dari pengelolaan sampah di wilayah," katanya.*