Bogor (ANTARA) - Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor ditunjuk sebagai salah satu lembaga yang diikutkan menjadi satgas penanggulangan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kota Bogor.
Tim satgas yang terdiri dari DKPP, MUI, Ikatan Dokter hewan, Kementerian Pertanian, ini ditambah dengan mahasiswa Polbangtan Bogor yang diwakili oleh 10 orang mahasiswa Program Studi Kesehatan Hewan.
Kepala Dinas Ketahanan pangan dan Pertanian (DKPP) Anas S Rusmana dalam kegiatan Pelepasan Satgas PMK menuturkan, terkait data hewan ternak di Kota Bogor, mengalami penurunan yang cukup signifikan.
“Terkait kesehatan hewan ternak, bahwasanya kota bogor tahun ini cukup signifikan mengalami penurunan jumlah pembelian hewan ternak dikarenakan adanya wabah PMK, tetapi data dan fakta-fakta di lapangan ternyata kekhawatiran kita seharusnya tidak sebesar itu karena masih banyak peluang untuk kita pastikan hewan ternak dapat dikonsumsi dengan baik”, ujarnya.
Baca juga: Branding awareness petani milenial, Kementan gelar open day di Subang
Baca juga: Cetak pengusaha tanaman hias profesional, Kementan gelar magang kultur jaringan
Anas menambahkan akan dilakukan koordinasi lebih lanjut dengan pihak terkait. “Ada beberapa teknis yang harus kami sampaikan kepada ketua MUI, bapak Kapolresta, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian serta Polbangtan Bogor maupun Kementerian Pertanian, dan Dokter Hewan se-kota bogor dan DPRD” , tambahnya.
Seluruh mahasiswa Polbangtan Bogor yang diikutsertakan ke dalam satgas PMK bertugas menjadi vaksinator. Hal ini sebagai salah satu bentuk nyata praktik di lapangan bagi mahasiswa.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo terus mendorong seluruh jajarannya untuk mengadakan kegiatan kolaboratif dengan berbagai pihak sebagai langkah preventif dan kuratif atas adanya penyebaran wabah PMK di berbagai daerah.
“Pemerintah langsung bergerak cepat dengan memberikan bantuan obat, antibiotic, dan vitamin. Meski angka kematian cukup rendah tidak membuat pemerintah menyepelekan PMK. Saya memerintahkan seluruh jajaran hingga tingkat daerah meningkatkan pengawasan”, ujar Mentan.
Baca juga: Era petani milenial, eranya smart farming
Senada dengan Mentan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan, dalam penanganan PMK perlu juga dilakukan sosialisasi dan advokasi kepada masyarakat agar tidak panik dengan informasi yang simpang siur.
“Kewaspadaan dan disiplin kita semua memegang peranan penting dalam pencegahan penularan PMK ke tempat yang masih sehat. BPPSDMP akan memanfaatkan berbagai kegiatan transfer of knowledge dalam upaya penanggulangan PMK. Hal tersebut guna meningkatkan kompetensi pengendalian dan pemberantasan PMK sekaligus mengurangi penyebaran”, papar Dedi.
Dedi juga mengungkapkan bahwa seluruh komponen dibawah BPPSDMP wajib turun, terutama tenaga medik dan paramedik dalam menanggulangi wabah PMK.
Pastikan hewan ternak sehat, mahasiswa Polbangtan Kementan aktif jadi Satgas PMK
Senin, 1 Agustus 2022 15:42 WIB
Terkait kesehatan hewan ternak, bahwasanya kota bogor tahun ini cukup signifikan mengalami penurunan jumlah pembelian hewan ternak...