Kabupaten Bogor (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menjadikan Desa Pabuaran, Kecamatan Gunungsindur sebagai desa percontohan dalam hal toleransi antar umat beragama.
"Jadi berbeda itu bukanlah persoalan, tapi justru menjadi modal kekuatan dalam kebersamaan guna melakukan giat pembangunan. Jadi prinsipnya tetap Bhineka Tunggal Ika," ungkap Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Bogor, Bambang Tawekal di Cibinong, Bogor, Kamis.
Menurutnya, Desa Pabuaran sudah dicanangkan sebagai desa kerukunan masyarakat sejak 2021 silam oleh Pemkab Bogor, Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Barat, dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) setempat.
Baca juga: Toleransi Memperkuat Indonesia
Baca juga: FKUB-Pemkab Bogor silaturahim perkuat toleransi beragama
Bambang menyebutkan, desa tersebut menjadi contoh untuk desa lain dalam merawat toleransi antar umat beragama, serta toleransi dalam adat, tradisi, budaya, dan bahasa di tengah masyarakat.
Sementara, Kepala Desa Pabuaran Gunungsindur, Mad Aidin menerangkan bahwa kerukunan yang diwujudkan yaitu kebersamaan yang telah dijaga dan dirawat sejak puluhan tahun lalu.
"Ini sudah sejak zaman nenek moyang kita sampai generasi sekarang, Alhamdulillah saling rukun. Saya pun bangga dengan Desa Pabuaran ini menjadi Desa Kerukunan di Indonesia, di sini juga semua masyarakat guyub rukun dengan perbedaan dan keragaman masing-masing," ujarnya.
Baca juga: Sinta Nuriyah sahur bersama di Vihara Dhanagun Bogor untuk tunjukkan toleransi beragama
Menurut Mad Aidin, sejatinya perbedaan keberagaman inilah kekayaan sekaligus kekuatan bangsa yang tidak dimiliki bangsa-bangsa lain. Sejarah panjang negeri ini membuktikan kekuatan bangsa dalam menghadapi segala tantangan.
"Bangsa Indonesia itu beragam, mulai dari agama, suku, adat, budaya hingga bahasa. Ini kekayaan sekaligus kekuatan bangsa Indonesia. Kita dikuatkan oleh segala perbedaan tersebut dan di sini kami merawatnya dengan sangat baik," kata Mad Aidin.
Pemkab Bogor jadikan Desa Pabuaran percontohan toleransi antar umat beragama
Kamis, 28 Juli 2022 23:02 WIB
Jadi berbeda itu bukanlah persoalan, tapi justru menjadi modal kekuatan dalam kebersamaan guna melakukan giat pembangunan. Jadi prinsipnya tetap Bhineka Tunggal Ika.