Jakarta (ANTARA) - Mahasiswa Indonesia, Marcellus Arnold dan Yolanda Victoria Rajagukguk, terpilih sebagai pemenang kompetisi "Developing Solutions for Developing Countries" (DSDC) yang berlangsung di Chicago, Amerika Serikat pada 10-13 Juli 2022.
Keduanya adalah mahasiswa program doktoral dari Poznan University of Life Sciences, Polandia.
“Kompetisi ini diadakan setiap tahun untuk menggali ide-ide kreatif dari para mahasiswa untuk menghadapi permasalahan pangan yang umumnya dihadapi negara-negara berkembang,” ujar Arnold dalam keterangan tertulis KJRI Chicago, Sabtu.
Tahun ini, kata Arnold, topik yang diangkat oleh Institute of Food Technologists Student Association (IFTSA) selaku penyelenggara adalah membuat yogurt yang tahan di suhu ruangan tanpa menghilangkan bakteri baiknya.
“Dalam kompetisi ini, kami membawa produk dadih, yoghurt tradisional dari Sumatera Barat,” ujar Yolanda.
Menurut dia, dadih masih banyak diproduksi secara tradisional dengan masa kadaluarsa yang relatif singkat dan dengan jumlah produksi yang terus menurun.
Ide yang mereka tawarkan adalah produk dadih bernama DadYo yang tahan lama, higienis, dan mengandung lebih banyak probiotik.
Selain itu, Arnold juga berkeinginan untuk melestarikan salah satu kuliner khas Minangkabau itu.
“Jangan sampai khasanah kuliner tradisional ini hilang,” kata dia.
Ide Arnold dan Yolanda yang tergabung dalam tim MahasiswaPL dianggap sebagai inovasi terbaik dan terpilih sebagai juara pertama oleh dewan juri yang terdiri dari kalangan praktisi dan akademisi di bidang pangan.
Juara kedua dan ketiga pada kompetisi tersebut disabet oleh dua tim yang berasal dari Universitas Kosta Rika.
Selain Arnold dan Yolanda, terdapat dua lagi tim mahasiswa Indonesia yang masuk sebagai finalis dan memperoleh predikat honorable mention.
Baca juga: SMA IT Ummul Quro Kota Bogor raih juara lomba karya ilmiah internasional
Baca juga: Vokasi UI juara pertama lomba poster ilmiah ikatan fisioterapi Indonesia
Tim Cryogurt dari Unika Soegijapranata Semarang, yang beranggotakan Leony Kristina, Alicia Brillia Sarwono, dan Severus Ryan Wisastra, mengembangkan yoghurt instan yang diolah dan dikemas dalam bentuk bubuk.
Bagi Unika Soegijapranata, ini merupakan prestasi tersendiri karena merupakan pertama kalinya mengirimkan tim dalam kompetisi DSDC.
Tim lainnya dari Indonesia adalah Sumber Rejeki dari Institut Pertanian Bogor (IPB) beranggotakan Muhammad Izzuddin, Shidqiyya Aufan Nada, dan Navyo Andi Firmansyah.
IPB sesungguhnya sudah malang melintang di kompetisi ini dan berhasil meraih juara dua pada kompetisi tahun lalu.
Pada kompetisi tahun 2022 ini, mereka mengikuti secara daring dengan menawarkan produk yoghurt susu kedelai untuk konsumen vegan dan lactose intolerant yang diberi nama Soy-AY.
Menurut Konsul Jenderal RI di Chicago Meri Binsar Simorangkir, keikutsertaan para mahasiswa Indonesia dalam kompetisi ini merupakan sesuatu hal yang positif, serta patut mendapatkan dukungan dan apresiasi.
“Keberhasilan mahasiswa Indonesia mengikuti putaran final kompetisi DSDC ini, bahkan merebut juara pertama, menandakan bahwa Indonesia terus mampu mencetak generasi muda yang berkualitas dan mampu bersaing secara global,” ujar Konjen Meri.
“KJRI Chicago akan mendukung penuh partisipasi mahasiswa Indonesia pada kegiatan-kegiatan internasional yang diselenggarakan di kawasan Midwest Amerika Serikat,” kata dia, melanjutkan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Mahasiswa Indonesia menjuarai kompetisi pangan global di AS