Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesudibjo mengatakan pelaku ekonomi kreatif (ekraf) seperti seniman akan lebih aman jika produknya bertransformasi ke Non-Fungible Token (NFT).
Langkah itu diperlukan agar aset kripto tersebut tak dapat diduplikasi karena terdapat jejak aset digital, sehingga karya pelaku ekraf bisa terhindar dari potensi pembajakan.
“Jadi, ke depan produk pelaku ekonomi kreatif ini akan lebih rapi karena terdokumentasi, dan ada record dari NFT. Tidak akan ada masalah dari segi copyright karena sistemnya sudah dicatat secara digital,” ucapnya saat berkunjung ke Superlative Secret Society (galeri NFT pertama di Indonesia) di Bali, dalam keterangan resmi, Kamis.
NFT adalah aset digital yang bisa digunakan sebagai bukti kepemilikan barang yang dapat dibeli dengan mata uang kripto.
Pada kesempatan itu, ia menyatakan perkembangan NFT menjadi peluang dan potensi yang besar bagi pengembangan ekonomi kreatif Indonesia.
"Ini adalah sebuah peluang yang harus diperhatikan, walau masih banyak risiko dan hal yang harus diperhatikan, biarlah ini menjadi diskusi yang transparan," ujar Wamenparekraf.
Angela mengapresiasi Superlative SS yang telah hadir mengedukasi masyarakat melalui galeri NFT, sehingga diharapkan ada kolaborasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
"Mungkin nanti bisa dikolaborasikan event seperti The World Conference on Creative Economy, sehingga delegasi bisa berkunjung ke galeri NFT ini," kata dia.
Manajer Galeri Superlative SS, Angjelia Dewi menyampaikan bahwa galeri NFT ini dapat dikunjungi oleh wisatawan secara gratis.
"Ini semuanya free, dan itu diharapkan supaya edukasi NFT itu terus terjaga. Maka dari itu, kami kasih free," kata Dewi.
Baca juga: Anang Hermansyah gulirkan NFT ramah HAKI untuk lindungi hak cipta
Baca juga: TokoMall hadirkan 888 koleksi NFT spesial Tahun Baru Imlek 2022