Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya meningkatkan sumber daya manusia (SDM) pertanian tentang perubahan iklim, untuk dapat menggenjot produktivitas pertanian para petani.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam keterangan tertulisnya, Kamis mengatakan peningkatan SDM menjadi fokus utama Kementan. Pertanian Indonesia yang masih bergantung pada kondisi alam. Hal itu menyebabkan, sektor ini sangat rentan terhadap perubahan iklim.
Kementan ingin menghadirkan SDM unggul dan berkualitas yang bisa mendukung pengembangan pertanian dengan memaksimalkan program-program utamanya, diantaranya melalui Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP).
Baca juga: Kementan kembangkan teknologi budidaya kedelai guna kurangi impor
Menurutnya, walaupun perubahan iklim adalah hukum alam, namun proses peningkatan suhu ini tidak boleh terlalu cepat dengan cara menjaga bumi ini dengan baik, disamping melakukan antisipasi dampak perubahan iklim.
"Saya mendorong adanya berbagai inovasi dan teknologi Climate Smart Agriculture atau CSA untuk menghadapi dampak perubahan iklim," kata Mentan Syahrul.
Syahrul menyebutkan, setidaknya ada empat inovasi yang dapat dilakukan. Mulai dari pengelolaan dan pemanfaatan air secara lebih efisien dan berkelanjutan, perbaikan dalam pengelolaan hara dan pupuk organik.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan kita harus beradaptasi dengan perubahan iklim dan cuaca ekstrim. Diantaranya dengan menghadirkan kesatuan emosional dan kebersamaan dengan para stakeholder lainnya, termasuk para Penyuluh Pertanian.
“Selain itu, melalui pelatihan diharuskan mampu mengubah prilaku petani dalam jangka panjang. Dan penyuluh sebagai agen harus mengubah prilaku petani untuk dapat mengimplementasikan teknologi untuk menggenjot produktivitas," katanya.
Baca juga: Kementan dorong petani tingkatkan kualitas dan produktivitas kedelai kurangi impor
Dedi menambahkan perubahan iklim akan terus terjadi. Climate change merupakan hukum alam dan itu harus diantisipasi.
Dedi berharap dengan agenda intelektual Program SIMURP dapat menyikapi perubahan iklim. Karena SIMURP bertujuan menaikan IP, menurunkan emisi GRK, mengurangi penggunaan pupuk kimia dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Sejalan dengan hal itu, di Desa Melakasari Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon, dilakukan kegiatan pertemuan kelompok rutin pada Senin (14/03/2022). Kegiatan ini ditujukan untuk melakukan pengenalan terhadap petani mengenai pertanian cerdas iklim dan program SIMURP.
Koordinator BPP Gebang, Yeti menyampaikan jika kegiatan rutin yang dilaksanakan diisi dengan berbagai materi dan praktek oleh petani. Diantaranya pembuatan paeni bacterium, pestisida nabati dengan menggunakan bahan bahan sederhana dan mudah didapat, pupuk organik serta penggunaan alat Alternate Wet Drying atau AWD.
Baca juga: Kementan pantau perkembangan pertanian di lapangan dengan AWR
Sedangkan upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan produksi diantaranya dengan menggunakan pengairan basah kering menggunakan Alat AWD, penggunaan pupuk organik, pestisida nabati dan penggunaan bakteri paeni.
Yeti berharap dengan dilaksanakan kegiatan pertemuan ini petani paham dan mampu untuk menerapkan teknologi yang diberikan dalam usaha pertaniannya, sehingga dapat menggenjot dan menaikan produktivitas pertanian.
Kementan terus tingkatkan pengetahuan iklim genjot produktivitas pertanian
Kamis, 17 Maret 2022 21:13 WIB
Saya mendorong adanya berbagai inovasi dan teknologi Climate Smart Agriculture atau CSA untuk menghadapi dampak perubahan iklim.