Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bersinergi dalam upaya hilirisasi kelapa, singkong dan tebu untuk mengurangi ketergantungan impor, mendorong produk dalam negeri, serta meningkatkan daya saing sektor pertanian.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam jumpa pers seusai penandatanganan nota kesepahaman (MoU) bersama Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Bakrie di Jakarta, Senin mengatakan bahwa hilirisasi kelapa menjadi hal penting sehingga memiliki nilai yang tinggi ketika diekspor, sebab terdapat bahan baku yang sudah tersedia.
"Kami bahas tadi hilirisasi pangan. Yang kita mau hilirisasi adalah kelapa. Kelapa kan bahan bakunya sudah ada," kata Mentan.
Dia menyampaikan bahwa produk kelapa yang sebelumnya diekspor dalam bentuk mentah kini diharapkan bisa memiliki nilai tambah yang lebih tinggi.
Proses hilirisasi kelapa diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani, meningkatkan devisa negara, serta membantu mengurangi kemiskinan di daerah penghasil kelapa. Hal ini juga membuka peluang pasar yang lebih besar bagi produk olahan kelapa.
"Kita ekspor mentah. Kesejahteraan petani meningkat, devisa meningkat, kemiskinan berkurang. Nah itu karena kelapanya sudah ada," ucap Mentan.
Selain kelapa, rencana untuk meningkatkan produksi singkong juga disorot. Saat ini, menurut Mentan, Indonesia masih bergantung pada impor singkong, dan langkah untuk meningkatkan produksi lokal akan mengurangi ketergantungan terhadap impor tersebut.

Baca juga: Kadin lapor ke Presiden
Baca juga: Singkong