"Khususnya bagi orang tua yang memiliki anak lekaki, tapi perempuan juga sama riskannya ketika keluar malam, pengawasannya sudah di orang tua," kata Ketua Umum Satgas Pelajar Kota Bogor Wasi Jatmiko Nugroho kepada ANTARA, Kamis.
Peringatan ini disampaikan Jatmiko menyusul terjadi pengeroyokan oleh empat pelajar di Jalan Pelupuh Raya Kelurahan Tegalgundil, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor pada Rabu (6/10) malam terhadap korban berinisial RM yang tewas di tempat.
Baca juga: Satgas Pelajar Kota Bogor telah susun strategi minimalisasi tawuran
Peringatan ini disampaikan Jatmiko menyusul terjadi pengeroyokan oleh empat pelajar di Jalan Pelupuh Raya Kelurahan Tegalgundil, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor pada Rabu (6/10) malam terhadap korban berinisial RM yang tewas di tempat.
Baca juga: Satgas Pelajar Kota Bogor telah susun strategi minimalisasi tawuran
Menurutnya, setiap kegiatan anak usia pelajar baik tingkat SMP dan SMA/SMK sederajat di luar sekolah, perlu dikomunikasikan dengan orang tua.
Sebab provokasi tindak kekerasan maupun prilaku menyimpang lainnya bisa terjadi saat waktu luang anak berkomunikasi, baik bertemu langsung maupun melalui media sosial dengan teman-temannya.
Sebab provokasi tindak kekerasan maupun prilaku menyimpang lainnya bisa terjadi saat waktu luang anak berkomunikasi, baik bertemu langsung maupun melalui media sosial dengan teman-temannya.
Potensi prilaku kekerasan anak itu, kata dia, bisa dicegah dengan komunikasi yang baik di dalam rumah antar anggota keluarga, mengenai kabar menggembiarakan maupun keluh-kesah.
Baca juga: Satgas pelajar Kota Bogor diminta antisipasi potensi tawuran
Dengan begitu, orang tua akan mampu mendeteksi masalah yang sedang dirasakan anaknya. Bahkan orang tua bisa mengkomunikasikan masalah tersebut dengan pihak sekolah dalam rangka berkoordinasi memantau aktivitas anaknya.
Baca juga: Satgas pelajar Kota Bogor diminta antisipasi potensi tawuran
Dengan begitu, orang tua akan mampu mendeteksi masalah yang sedang dirasakan anaknya. Bahkan orang tua bisa mengkomunikasikan masalah tersebut dengan pihak sekolah dalam rangka berkoordinasi memantau aktivitas anaknya.
Selain itu, orang tua harus mau mengecek jadwal sekolah pada pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) yang kini telah diuji coba.
"Preventif orang tua itu yang penting, perlu diketshui jam masuk sekolah itu tidak full, ditambah yang boleh ikut PTM juga masih dibatasi 50 persen, orang tua perlu tahu ini," jelasnya.
Sementara, sambung Jatmiko, pengawasan pihak sekolah dan Pemerintah Kota Bogor melalui Satgas Pelajar terbatas waktu.
Baca juga: Polresta Bogor Kota tangkap 15 tersangka kasus tawuran dan curas dari delapan lokasi
Baca juga: Polresta Bogor Kota tangkap 15 tersangka kasus tawuran dan curas dari delapan lokasi
Satgas Pelajar bekerja sama dengan pihak sekolah dan musyawarah pimpinan kecamatan (Muspika) hanya mengawasi kegiatan siswa di luar sekolah mulai pukul 6.30-17.00 WIB.
Bahkan, katanya, Polresta Bogor Kota telah mengadakan Apel Pelajar Sadar Prokes se-Kota Bogor dengan mengumpulkan Satgas Pelajar dan lebih kurang 100 ketua OSIS untuk pengawasan selama jam-jam sekolah.
"Dari kami tentu terus berusaha mengingatkan dan mengayomi, tapi peran orang tua lebih penting," ujarnya.