Jenewa (Antara/Reuters/Antara Megapolitan) - Pertumbuhan jumlah pengguna Internet melambat, sementara lebih dari setengah warga dunia masih belum mengenal dunia maya.
Menurut Komisi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Internet, Senin, akses internet di negara kaya telah mencapai tingkat jenuh. Di sisi lain, sekitar 90 persen warga di 48 negara termiskin justru bernasib sebaliknya.
Pertumbuhan pemilik akses Internet pada tahun ini diperkirakan melambat menjadi 8,1 persen, atau turun dari 8,6 persen pada 2014. Padahal, hingga 2012, pertumbuhan pengguna Internet selalu menanjak sampai dua digit selama beberapa tahun.
"Kita telah mencapai titik transisi dalam pertumbuhan pengguna Internet," kata komisi tersebut dalam laporan.
Komisi PBB untuk penggunaan Internet, yang dibentuk pada 2010 oleh Persatuan Telekomunikasi Internasional dan badan kebudayaan PBB (UNESCO), mengaku pesimistis target empat miliar pengguna internet pada 2020 mendatang akan tercapai.
Komisi itu juga mengungkapkan bahwa pertumbuhan pengguna laman media gaul Facebook justru melampaui pertumbuhan Internet.
"Lebih dari setengah penduduk dunia, atau sekitar 75 persen yang setara dengan empat miliar orang, masih belum menggunakan Internet secara reguler atau secara aktif," tulis laporan komisi PBB untuk Internet.
Menurut komisi itu, mahalnya biaya infrastruktur untuk daerah terpencil dan anjloknya penjualan telepon pintar adalah penyebab melambatnya pertumbuhan pengguna Internet.
Sampai akhir tahun ini, 3,2 milyar manusia dari berbagai penjuru dunia diperkirakan akan mempunyai akses Internet reguler yang baru, atau naik dari 2,9 milyar pada tahun lalu.
Angka tersebut setara dengan 43,4 persen populasi dunia, masih jauh dari 60 persen target yang dicanangkan PBB pada 2020 mendatang.
Lebih jauh lagi, perempuan di negara-negara yang relatif miskin adalah pihak yang sering dirugikan oleh kondisi tersebut. Di negara berkembang, sekitar ketimpangan akses Internet antara pria dan wanita telah mencapai 25 persen dan naik menjadi 50 persen di sebagian kawasan sub-Sahara Afrika.
Selain itu, Internet juga hanya merepresentasikan sekitar lima persen dari 7.100 bahasa yang ada di dunia, demikian laporan PBB menyebutkan.
Masih banyak pengguna Internet yang tidak mengerti huruf-huruf latin sehingga membaca domainpun menjadi kesulitan tersendiri bagi mereka.