• Top News
  • Terkini
  • Rilis Pers
Antaranews.com
Tentang Kami
Antara News bogor
Selasa, 18 November 2025
Antara News bogor
Antara News bogor
  • Home
  • Nusantara
      • antaranews.com
      • Aceh/NAD
      • Bali
      • Bangka/Belitung
      • Banten
      • Bengkulu
      • Gorontalo
      • Jambi
      • Jawa Barat
      • Jawa Tengah
      • Jawa Timur
      • Kalimantan Barat
      • Kalimantan Selatan
      • Kalimantan Tengah
      • Kalimantan Timur
      • Kalimantan Utara
      • Kepulauan Riau
      • Kuala Lumpur
      • Lampung
      • Maluku
      • Megapolitan
      • NTB
      • NTT
      • Papua
      • Papua Tengah
      • Riau
      • Sulawesi Selatan
      • Sulawesi Tengah
      • Sulawesi Tenggara
      • Sulawesi Utara
      • Sumatera Barat
      • Sumatera Selatan
      • Sumatera Utara
      • Yogyakarta
  • Nasional
    • BGN sebut anggaran Rp20 triliun dari Danantara untuk biayai peternak ayam di seluruh Indonesia

      BGN sebut anggaran Rp20 triliun dari Danantara untuk biayai peternak ayam di seluruh Indonesia

      9 menit lalu

      Tabur bunga ke makam nakes korban COVID-19 sebagai penghormatan negara

      Tabur bunga ke makam nakes korban COVID-19 sebagai penghormatan negara

      21 menit lalu

      Cegah inflasi pangan, BGN minta para kepala daerah gerakkan bertani dan beternak

      Cegah inflasi pangan, BGN minta para kepala daerah gerakkan bertani dan beternak

      26 menit lalu

      Yusril sebut pengalaman Jepang bangun sistem kepolisian rujukan bagi RI

      Yusril sebut pengalaman Jepang bangun sistem kepolisian rujukan bagi RI

      31 menit lalu

      1.895 personel dikerahkan kawal demo di kawasan Monas dan pengesahan RUU KUHAP

      1.895 personel dikerahkan kawal demo di kawasan Monas dan pengesahan RUU KUHAP

      34 menit lalu

  • Kabar Daerah
      • Bogor Update
      • Depok Update
      • Sukabumi Update
      • Bekasi Update
      • Purwasuka Update
      Polres Bogor gelar Operasi Zebra Lodaya 2025 berbasis teknologi

      Polres Bogor gelar Operasi Zebra Lodaya 2025 berbasis teknologi

      4 jam lalu

      Kadin dan Polres Bogor perketat higienis SPPG cegah keracunan MBG

      Kadin dan Polres Bogor perketat higienis SPPG cegah keracunan MBG

      14 jam lalu

      Menkes tegaskan pentingnya deteksi dini dan pencegahan diabetes

      Menkes tegaskan pentingnya deteksi dini dan pencegahan diabetes

      14 jam lalu

      Polresta Bogor Kota gagalkan pengiriman tembakau sintetis antarprovinsi

      Polresta Bogor Kota gagalkan pengiriman tembakau sintetis antarprovinsi

      15 jam lalu

      BGN bagikan 100 MBG di Hari Bebas Kendaraan Bermotor Depok, minta masyarakat nilai kualitas

      BGN bagikan 100 MBG di Hari Bebas Kendaraan Bermotor Depok, minta masyarakat nilai kualitas

      23 jam lalu

      KAKI dukung upaya penanggulangan HIV/AIDS di Kota Depok

      KAKI dukung upaya penanggulangan HIV/AIDS di Kota Depok

      16 November 2025 07:37

      Pemkot Depok: Koperasi merah putih penggerak ekonomi rakyat

      Pemkot Depok: Koperasi merah putih penggerak ekonomi rakyat

      15 November 2025 07:14

      Komdigi tekankan sinergi kunci bangun kebijakan kriminal digital

      Komdigi tekankan sinergi kunci bangun kebijakan kriminal digital

      14 November 2025 18:56

      Pemkab Purwakarta sampaikan Nota Keuangan RAPBD 2026 alami defisit

      Pemkab Purwakarta sampaikan Nota Keuangan RAPBD 2026 alami defisit

      30 Oktober 2025 05:46

      Baznas bantu mustahik lewat 5.000 paket nasi di Sukabumi

      Baznas bantu mustahik lewat 5.000 paket nasi di Sukabumi

      8 Oktober 2025 07:44

      SPPG Warungkiara 2 Sukabumi jamin keamanan menu Makan Bergizi Gratis

      SPPG Warungkiara 2 Sukabumi jamin keamanan menu Makan Bergizi Gratis

      1 Oktober 2025 14:17

      Polda Jabar tangkap dua tersangka TPPO ke China

      Polda Jabar tangkap dua tersangka TPPO ke China

      29 September 2025 14:25

      525 peserta unjuk kemampuan pada ajang MTQH ke-57 tingkat Kabupaten Bekasi

      525 peserta unjuk kemampuan pada ajang MTQH ke-57 tingkat Kabupaten Bekasi

      16 jam lalu

      Pemkab Bekasi menyerahkan  SK pengangkatan kepada 3.058 PPPK paruh waktu

      Pemkab Bekasi menyerahkan SK pengangkatan kepada 3.058 PPPK paruh waktu

      16 jam lalu

      Jasamarga imbau pengendara waspadai kepadatan Tol Jakarta-Cikampek imbas perbaikan

      Jasamarga imbau pengendara waspadai kepadatan Tol Jakarta-Cikampek imbas perbaikan

      14 November 2025 23:53

      Harrosa-Midea salurkan 13 ton beras ke warga Cibuntu Bekasi

      Harrosa-Midea salurkan 13 ton beras ke warga Cibuntu Bekasi

      14 November 2025 14:09

      Lima orang dikabarkan meninggal dalam kecelakaan di jalan Tol Cipali Kilometer 72

      Lima orang dikabarkan meninggal dalam kecelakaan di jalan Tol Cipali Kilometer 72

      18 menit lalu

      Bupati Karawang salurkan BLT DBHCT kepada 1.307 pekerja industri tembakau

      Bupati Karawang salurkan BLT DBHCT kepada 1.307 pekerja industri tembakau

      15 jam lalu

      Polres Karawang tetapkan empat tersangka pengeroyokan anak disabilitas hingga meninggal

      Polres Karawang tetapkan empat tersangka pengeroyokan anak disabilitas hingga meninggal

      16 jam lalu

      Polisi Karawang tangkap seorang pencuri motor yang bacok korbannya

      Polisi Karawang tangkap seorang pencuri motor yang bacok korbannya

      17 November 2025 05:46

  • Kesehatan
    • Ahli soroti emosional perempuan

      Ahli soroti emosional perempuan

      2 jam lalu

      Sebanyak 81.864 kasus tuberkulosis terdeteksi di Jawa Barat dalam lima bulan pertama 2025

      Sebanyak 81.864 kasus tuberkulosis terdeteksi di Jawa Barat dalam lima bulan pertama 2025

      3 jam lalu

      Satu yayasan MBG maksimal kelola 10 dapur

      Satu yayasan MBG maksimal kelola 10 dapur

      3 jam lalu

      Pentingnya BPJS: Ibu Rumah Tangga Ini Sadar Setelah Pernah Terblokir

      Pentingnya BPJS: Ibu Rumah Tangga Ini Sadar Setelah Pernah Terblokir

      4 jam lalu

      Ini faktor penularan virus HPV dari lingkungan

      Ini faktor penularan virus HPV dari lingkungan

      15 jam lalu

  • Iptek
    • Olimpiade Nasional MIPA 2025 diikuti 260 mahasiswa dari 96 perguruan tinggi

      Olimpiade Nasional MIPA 2025 diikuti 260 mahasiswa dari 96 perguruan tinggi

      2 jam lalu

      NTT revitalisasi bahasa daerah melalui cerpen siswa

      NTT revitalisasi bahasa daerah melalui cerpen siswa

      3 jam lalu

      Mahasiswa FTUI juara Combat Sambo di PON Beladiri 2025

      Mahasiswa FTUI juara Combat Sambo di PON Beladiri 2025

      4 jam lalu

      Ganjar sebut mahasiswa simbol perlawanan rezim totaliter untuk demokrasi

      Ganjar sebut mahasiswa simbol perlawanan rezim totaliter untuk demokrasi

      14 jam lalu

      Rumah produksi ungkap alasan penggantian pemeran Dono Warkop

      Rumah produksi ungkap alasan penggantian pemeran Dono Warkop

      16 jam lalu

  • Artikel
    • Gelar pahlawan dan rekonsiliasi

      Gelar pahlawan dan rekonsiliasi

      2 jam lalu

      Rekreasi ritual pencarian validasi

      Rekreasi ritual pencarian validasi

      3 jam lalu

      Saat kendaraan listrik menjadi kebutuhan baru

      Saat kendaraan listrik menjadi kebutuhan baru

      3 jam lalu

      Industri AMDK: Klaim Air Pegunungan dan Minimnya Transparansi

      Industri AMDK: Klaim Air Pegunungan dan Minimnya Transparansi

      14 jam lalu

      Asa pertumbuhan dari insentif pajak penghasilan

      Asa pertumbuhan dari insentif pajak penghasilan

      21 jam lalu

  • Lingkungan Hidup
    • KLH kaji sanksi pelanggaran hukum perdagangan karbon

      KLH kaji sanksi pelanggaran hukum perdagangan karbon

      2 jam lalu

      Indonesia perkuat tata kelola dan integritas kredit alam

      Indonesia perkuat tata kelola dan integritas kredit alam

      3 jam lalu

      BMKG prakirakan mayoritas wilayah Indonesia diguyur hujan pada Selasa

      BMKG prakirakan mayoritas wilayah Indonesia diguyur hujan pada Selasa

      4 jam lalu

      PHE ONWJ bersama warga Desa Sukajaya Karawang olah limbah cangkang rajungan jadi pupuk cair

      PHE ONWJ bersama warga Desa Sukajaya Karawang olah limbah cangkang rajungan jadi pupuk cair

      13 jam lalu

      DPR desak BMKG percepat dan perluas modifikasi cuaca di daerah rawan longsor

      DPR desak BMKG percepat dan perluas modifikasi cuaca di daerah rawan longsor

      14 jam lalu

  • Wisata
    • Begini izin syuting film di destinasi wisata

      Begini izin syuting film di destinasi wisata

      2 jam lalu

      Mahasiswa kembangkan potensi wisata Candi Kedaton

      Mahasiswa kembangkan potensi wisata Candi Kedaton

      3 jam lalu

      Empat maskapai domestik dialihkan ke Terminal 1B Soetta

      Empat maskapai domestik dialihkan ke Terminal 1B Soetta

      3 jam lalu

      Pengelola wisata Pasir Putih Situbondo Jatim siapkan agenda sambut libur "Nataru"

      Pengelola wisata Pasir Putih Situbondo Jatim siapkan agenda sambut libur "Nataru"

      3 jam lalu

      Pemkab Bogor kembangkan wisata edukatif terpadu berbasis geowisata

      Pemkab Bogor kembangkan wisata edukatif terpadu berbasis geowisata

      14 jam lalu

  • Internasional
    • China protes hingga Jepang cabut ucapan soal Taiwan

      China protes hingga Jepang cabut ucapan soal Taiwan

      3 jam lalu

      Erdogan akan bahas mediasi Turki untuk selesaikan konflik Rusia-Ukraina

      Erdogan akan bahas mediasi Turki untuk selesaikan konflik Rusia-Ukraina

      3 jam lalu

      Faksi-faksi perlawanan Palestina tolak rencana pasukan internasional di Gaza

      Faksi-faksi perlawanan Palestina tolak rencana pasukan internasional di Gaza

      14 jam lalu

      Trump desak berkas terpidana Epstein dirilis

      Trump desak berkas terpidana Epstein dirilis

      21 jam lalu

      Personel UNIFIL di Lebanon selatan ditembaki zionis biadab Israel

      Personel UNIFIL di Lebanon selatan ditembaki zionis biadab Israel

      21 jam lalu

  • Olahraga
    • Haiti diminta tenang demi lolos ke Piala Dunia

      Haiti diminta tenang demi lolos ke Piala Dunia

      2 jam lalu

      Penyerang Bournemouth Antoine Semenyo miliki klausul rilis 65 juta pound

      Penyerang Bournemouth Antoine Semenyo miliki klausul rilis 65 juta pound

      2 jam lalu

      Gabriel dipulangkan dari skuad Brasil

      Gabriel dipulangkan dari skuad Brasil

      2 jam lalu

      Kualifikasi Piala Dunia: Kroasia taklukkan Montenegro, Polandia menang atas Malta

      Kualifikasi Piala Dunia: Kroasia taklukkan Montenegro, Polandia menang atas Malta

      3 jam lalu

      Gunduli Slovakia 6-0, Jerman lolos ke Piala Dunia 2026

      Gunduli Slovakia 6-0, Jerman lolos ke Piala Dunia 2026

      4 jam lalu

  • Foto
    • Aksi bersihkan pusara di Taman Makam Pahlawan Bogor

      Aksi bersihkan pusara di Taman Makam Pahlawan Bogor

      Jumat, 7 November 2025 9:45

      Pohon tumbang menimpa angkot di Kota Bogor

      Pohon tumbang menimpa angkot di Kota Bogor

      Selasa, 4 November 2025 8:53

      Layanan Jempol Bahagia Disdukcapil Kota Bogor

      Layanan Jempol Bahagia Disdukcapil Kota Bogor

      Senin, 3 November 2025 8:17

      Generasi Campus Roadshow 2025 di IPB University

      Generasi Campus Roadshow 2025 di IPB University

      Jumat, 24 Oktober 2025 13:35

      Pelatihan foto produk UMKM Kota Bogor

      Pelatihan foto produk UMKM Kota Bogor

      Kamis, 23 Oktober 2025 9:43

  • Video
    • Promo November jangan sampai ketinggalan

      Promo November jangan sampai ketinggalan

      Senin, 17 November 2025 13:32

      Fasilitas kamar modern Google nest

      Fasilitas kamar modern Google nest

      Senin, 17 November 2025 13:30

      Grand Aston Puncak Roftop view dan karaoke

      Grand Aston Puncak Roftop view dan karaoke

      Senin, 17 November 2025 13:29

      Purbaya kejar Rp20 triliun dari pengemplang pajak

      Purbaya kejar Rp20 triliun dari pengemplang pajak

      Sabtu, 15 November 2025 14:32

      DPR RI puji inovasi perusahaan tingkatkan daya saing industri

      DPR RI puji inovasi perusahaan tingkatkan daya saing industri

      Jumat, 7 November 2025 19:50

Profesional optimasi pembangunan kepariwisataan

Sabtu, 1 November 2014 16:55 WIB

Profesional optimasi pembangunan kepariwisataan

Dr Ir Ricky Avenzora M.Sc (1)

Meskipun saat ini menteri pariwisata dari Kabinet Kerja
pasti sedang sibuk "mengeringkan badan" dari berbagai "guyuran
tudingan negatif" yang sedang menerpa dirinya, namun barangkali Arief
Yahya tentu tetap punya waktu untuk mendengar "suara rakyat" tentang
mimpi indah kepariwisataan yang selama ini tak kunjung menjadi
kenyataan.

Sebagai mantan CEO PT Telkom, kemampuan dan kapasitas serta
kepiawaian yang dimiliki Arief Yahya tentunya tidak patut diragukan
oleh siapapun, namun demikian untuk  terwujudnya efektifitas kinerja
dari Kabinet Kerja maka barangkali tidak ada salahnya jika ada anak
bangsa yang bermaksud untuk berbagi mimpi kepariwisataan dengan dia.

Jika dalam konteks sebagai CEO PT Telkom, dulunya Arif Yahya
telah teruji kemampuannya untuk mengelola hampir Rp128 triliun aset PT
Telkom, maka dalam konteks sebagai Menteri Pariwisata dari Kabinet
Kerja maka kemampuannya akan diuji oleh lebih dari Rp130 juta triliun
aset kepariwisataan nasional yang dimiliki oleh negara, (baru dihitung
dengan pendekatan nilai NJOP berbagai tapak objek wisata milik negara
saja dan belum dihitung nilai aset  yang dimiliki swasta dan komunitas
lokal).

Demikian pula halnya dengan kultur dan atmosfir bekerja yang
pasti akan sangat berbeda antara di PT Telkom dengan di Kementerian
Pariwisata.

Jika sebagai CEO sebuah perusahaan swasta Arief Yahya bisa
bertindak dan berlaku ibarat seperti "dewa" yang setiap detik bisa
memecat anak buahnya, maka dalam birokrasi pegawai negeri sipil Arief
Yahya tentunya harus bisa lebih banyak bersabar dan mengayomi.



            "Mimpi Indah" Kepariwisataan Indonesia

"Mimpi indah kepariwisataan Indonesia sesungguhnya telah dimulai
oleh Bung Karno sejak tahun 1959, yaitu sejalan dengan dikeluarkannya
Keppres tentang Tata Ruang Bopunjur (Bogor-Puncak-Cianjur).

Sedangkan Pemerintah Orde Baru sejak tahun 1969 juga telah
mencanangkan Bali, Toba, Bunaken, Borobudur dan Toraja sebagai
Destinasi Tujuan Wisata (DTW).

Atas hal itu, maka dapat dikatakan bahwa sesungguhnya usia
pembangunan kepariwisataan kita tidaklah tergolong baru "akil balig"
lagi.

Dengan masa pembangunan yang sudah lebih dari 50 tahun
tersebut, yang sejak Repelita I sudah diimpikan sebagai penghasil
devisa no. 3 (setelah minyak dan gas) bagi negara, mestinya  kinerja
kepariwisataan Indonesia sudah dapat memberikan kemakmuran pada rakyat
negeri ini,  namun kenyataannya pada tahun 2013 lalu isu tentang
neraca kepariwisataan Indonesia yang berposisi minus hingga lebih dari
20 persen sulit dibantah.

Dalam persepektif tertentu Bali dapat dikatakan masih
menjadi "icon" terpenting bagi Indonesia, sedangkan dalam perspektif
lain barangkali tidak salah pula jika ada yang berpendapat bahwa
sesungguhnya Bali telah "over exposed" dan kelelahan, serta sedang
menggali lubang kuburnya sendiri.

Sedangkan empat DTW lainnya barangkali masih tergolong dalam
posisi "mati segan hidup tak mau"; baik karena telah "diabaikan"
selama puluhan tahun ataupun karena terlalu sering menjadi "korban"
pembangunan yang bersifat "trial and error" ataupun karena hanya
menjadi objek dari suatu  "pembangunan basa-basi" yang tidak masuk
dalam skala ekonomi.

Sejak beberapa tahun lalu Malaysia telah mengklaim
mendapatkan lebih dari 24 juta wisatawan asing, dan telah berani pula
menyatakan diri sebagai "TheTruly Asia", sedangkan negara kita hanya
berkutat pada angka 7-8 juta saja dan masih bermain pada jargon-jargon
promosi "wonderful Indonesia" ataupun "beautiful Indonesia" saja.

Kepariwisataan Indonesia bukan hanya belum bisa menjadi
sumber kemakmuran bagi rakyat negeri ini, serta bukan pula hanya telah
kehilangan "actual demand", melainkan juga telah kehilangan
kepercayaan diri untuk menjaga eksistensi dan mengeskpresikan
eksistensi itu sendiri.

Bahkan, sejalan dengan diberlakukannya aturan PMA (penanaman
modal asing) yang mengizinkan bangsa lain mengusai lahan usaha (HGU)
di negeri ini hingga 90 tahun serta diberlakukannya aturan penguasaan
modal asing bisa mencapai 91 persen, maka bukan tidak mungkin suatu
hari mendatang sektor kepariwisataan akan menjadi sumber utama untuk
terciptanya dengan cepat koloni-koloni benih penjajahan  seperi zaman
VOC dulu.


                Potensi Kepariwisataan Indonesia

Tentu kita tidak perlu terlalu bersusah payah untuk membayangkan
betapa besarnya potensi pariwisata yang dimiliki oleh negeri kita ini.
Negeri ini memiliki lebih dari 17 ribu pulau dan 400-an suku yang
mendiaminya.

Dalam konteks wisata alam, bayangkan berapa luas lautan
(dan berapa luas "kolam air" nya) yang bisa diarungi oleh para
"yachters" serta "divers" dunia, begitu juga berapa ribu kilometer
panjang pantainya yang bisa menjadi tempat terselenggaranya berbagai
kegiatan "coastal tourism" di berbagai pulau yang ada.

Sejak tahun 1980 Departemen Kehutanan (kini Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan/LHK) telah pula "menyelamatkan" hutan
alam tropika kita melalui penetapan 50 taman nasional dan ratusan
kawasan konservasi lainnya, begitu pula dengan lebih dari 200 kawasan
wana wisata yang telah dikelola oleh PT Perhutani sejak puluhan tahun
lalu.

Sejak masa Orde Reformasi, berbagai Taman Hutan Raya
(Tahura) juga telah terus dibangun di berbagai provinsi yang ada.

Selain keindahan panorama yang dimiliki berbagai tapak
wisata tersebut, maka bayangkanlah pula berapa  harga jasa lingkungan
dari berbagai jenis ekosistem yang mengandung ratusan hingga ribuan
jenis flora dan fauna endemik dalam areal tersebut, belum lagi ratusan
jenis ikan hias yang ada di lautan kita.

Jika saja setiap suku di Tanah Air kita ini masing-masing
memiliki lima jenis atraksi budaya,lima  jenis "material heritage" dan
lima  jenis makanan saja --realitasnya pasti jauh lebih banyak dari
lima-- maka tentunya negeri kita ini secara total setidaknya mempunyai
lebih dari 6000 atraksi wisata budaya yang bisa ditawarkan pada
wisatawan dunia.

Jika satu hari butuh mempromosikan satu budaya saja, maka
secara potensial bisa dikatakan kita mempunyai promotion material yang
lebih dari cukup untuk selama 20 tahun, bukan?

Atas hal itu, mengapa pula saat ini malah budaya kontemporer
yang menjadi marak meracuni pemikiranserta jiwa generasi muda kita?

Bersamaan dengan ratusan gunung berapi dan ratusan sungai yang
ada di negeri ini, maka ratusan pula lah jenis traditional "martial
art" yang tersimpan pada anak negeri penjaga gunung dan sungai
tersebut.

Sebegitu banyaknya pulalah sesungguhnya keahlian pengobatan
tradisional yang mereka kuasai, lengkap dengan berbagai ramuan obat
tradisional yang mereka pelajari turun temurun dari nenek moyang
mereka.

Bahkan, setiap kepala keluarga dari masyarakat dayak yang
tinggal di sepanjang Pegunungan Muller Kalimantan pasti memiliki tiga
jenis ramuan obat tradisional yang secara rahasia mereka miliki
sebagai salah satu kekuatan dasar eksistensi setiapkepala keluarga.

Jika kita petakan semua potensi sumber daya kepariwisataan
yang kita miliki, maka secara objektif semua potensi yang ada adalah
berada dalam kondisi "golden values", baik jumlahnya, jenisnya,
keindahannya, keunikannya, kelangkaannya, sebarannya dan pasarnya.

Tunjuklah potensi mana saja yang akan kita pilih, maka
dipastikan potensi sumber daya wisata itu memiliki populasi "potential
demand"-nya yang relatif cukup besar dan bisa mengakses sumber daya
tersebut dalam waktu paling lama tiga jam saja.

Jika pun selama ini "potential market" tersebut belum
terwujud seutuhnya menjadi "actual market" secara optimal, maka itu
adalah lebih disebabkan oleh dua hal saja, yaitu: karena masih
rendahnya alokasi "disposible income" untuk berekreasi dan wisata di
tengah masyarakat kita secara nasional, dan karena masalah
infrastruktur dan fasiltas dasar.


            Penyebab Mandul Kinerja Kepariwisataan

Di antara sekian banyak penyebab mandulnya kinerja kepariwisataan
selama ini, barangkali ada dua masalah penting yang perlu kita soroti,
yaitu: (1) Kompetensi SDM, serta (2). Politik dan Kebijakan.

Dampak kedua masalah tersebut bersifat resiprokal dan
menyebabkan terjadinya efek domino.

Rendahnya kompetensi SDM kepariwisataan Indonesia berakar
pada tidak lengkap serta buruknya sistem pendidikan kepariwisataan
selama ini.

Setidaknya hampir selama 20 tahun sejak NHI berdiri di
Bandung pada tahun 1956 pendidikan kepariwisataan di Indonesia hanya
meliputi pendidikan vokasional dengan jenjang diploma tiga (D3).  Itu
pun hanya fokus pada dua aspek kepariwisataan saja, yaitu
"accomodation management" dan "travel management".

Kelompok ilmu manajemen akomodasi cenderung fokus pada
perhotelan dan restoran, sedangkan kelompok ilmu manajemen perjalanan
fokus pada "ticketing" dan "tour operating".

Jikapun pada awal hingga pertengahan tahun 70 telah mulai
berdiri beberapa Sekolah Tinggi Pariwisata, namun fokus keilmuannya
hanya bertambah dengan kelompok ilmu ekonomi pariwisata saja.

Meskipun di Jurusan Planologi ITB juga telah membicarakan
kepariwisataan, namun hanya dalam bentuk satu atau dua mata kuliah
saja.

Demikian pula halnya dengan IPB yang memulai langkahnya
dengan mempelajari pariwisata sebagai ilmu wilayah, dengan fokus pada
wilayah sektor kehutanan.

Meskipun dalam 10-15  tahun terakhir ini sudah semakin
banyak institusi pendidikan tinggi yang memberi perhatian pada
keilmuan pariwisata, mulai dari ketrampilan vokasi D3 hingga sains dan
teknologi jenjang S1 sampai S3,  namun  nampaknya sebagian besar
perguruan tinggi masih gamang untuk mengambil "scientific niche" atau
relung ilmu pengetahuan kepariwisataan yang akan dikembangkannya,
kecuali IPB yang tetap fokus mengembangkan ilmu pariwisata sebagai
ilmu pembangunan wilayah dengan memperluas aspek  wilayah sektor
kehutanan menjadi ekowisata dan pariwisata berkelanjutan.

Di IPB,  kemampuan mahasiswa tingkat vokasi dibangun
dengan pendekatan "leisure science", di tingkat S1 diberi kemampuan
ilmu pengetahuan pembangunan ekowisata pada kawasan konservasi,
sedangkan pada tingkat S2 dan S3 mahasiswa mereka diberi kemampuan
pembangunan ekowisata pada tingkat wilayah dan nasional.

Atas situasi itu, maka dapat dikatakan bahwa terdapat
"kelangkaan" relung dan kedalaman komprehensifitas  kompetensi SDM
kepariwisataan.

Hal ini bukan hanya menyebabkan dipertanyakannya buah-buah
fikir yang mereka hasilkan selama ini melainkan juga menjadi penyebab
utama timbulnya konflik arogansi keilmuan dan/atau timbulnya apa yang
oleh masyarakat di Indonesia Bagian Timur disebut sebagai
"Akademisi/Intelektual Rheumason", yaitu para kaum terdidik bergelar
profesor/doktor yang kehilangan marwah mereka karena telah "mengobral"
gelar akademisnya untuk ikut secara dominan dalam berbagai proyek
pembangunan yang sebenarnya tidak dia kuasai.

Pada tingkat nasional, dampak negatif dari kelangkaan
kompetensi SDM tersebut telah mencapai puncaknya dengan (maaf)
buruknya isi UU No. 10 tahun 2009 tentang Pariwisata dan PP No. 50
tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Nasional.

Bahasa hukum dalam UU No. 10 tidak saja banyak yang terlalu
sumir dan multi-tafsir, melainkan juga banyak esensi subjek dan objek
yang diatur di dalamnya seharusnya adalah merupakan porsi dari
peraturan yang lebih rendah.

Sedangkan dalam PP No. 50, negeri yang seluas ini telah
dibagi menjadi 50 Destinasi Pariwisata Nasional (DPN), 88 Kawasan
Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) serta 222 Kawasan Pembangunan
Pariwisata Nasional (KPPN) tanpa kejelasan benang merah dan
keterkaitannya satu sama lain.

Dengan nomenklatur yang sebanyak itu maka jangankan proses
pembangunannya yang akan bisa diharapkan selesai pada tahun 2025
nanti, bahkan dokumen perencanaannya saja barangkali bisa dipastikan
tidak akan selesai disusun, bukan?

Di Kementerian Pariwisata sesungguhnya masih relatif cukup
tersedia para birokrat yang cerdas dan pekerja keras, namun sudah
menjadi rahasia umum bahwa mereka menjadi sering "bungkam" dan
"terpinggirkan" oleh dinamika  "office politicking" yang dimainkan
oleh para oknum non-struktural yang menjual nama menteri atau memang
menjadi penyambung lidah menteri.

Ada pun di tingkat daerah, para Kepala Dinas Pariwisata
provinsi/kabupaten/kota dapat dikatakan sesungguhnya sudah memiliki
motivasi yang baik dalam menjalankan tupoksinya,namun demikian kinerja
mereka sering tidak tuntas karena  dinamika sistem politik lokal yang
syarat dengan dinamika "turn over" berupa pergantian jabatan
tiba-tiba.

Semua itu menyebabkan terjadinya "policy and budgeting
discountinued" yang berefek negatif serta sangat signifikan dalam
banyak hal.

Keterbatasan kompetensi SDM tersebut tidak hanya berdampak
negatif pada kapasitas teknis yang mereka miliki, namun juga sangat
terasa pada kapasitas politik sektoral yang harus dijaga. Sebagai
contoh, cobalah selidiki mengapa berbagai iklan komponen industri
pariwisata kita begitu menyedihkan selama ini, berapa efektifitas
iklan tersebut dan siapa saja yang diuntungkan.

Coba telisik perusahan dari negara mana yang bertahun-tahun
mendikte konsep dan tampilan iklan PT Garuda Indonesia, coba juga
telusuri siapa saja yang menjadi penyelenggara MICE berskala
internasional selama ini.

Tender terbuka adalah tidak salah, namun bagaimana mungkin
kita akan menjadi diuntungkan  jika konsep dan produk promosi kita
didikte oleh orang-orang negara pesaing.

Gagalnya para pengusaha lokal untuk memenangkan tender
berbagai pekerjaan bernilai triliunan rupiah tersebut tentunya adalah
bukan hanya karena adanya berbagai dikte dari para oknum (seperti
diisukan banyak pihak), melainkan juga karena lemahnya kompetensi para
pengusaha nasional.

Keterbatasan pemikiran yang mereka miliki tidak saja telah
menjadikan mereka gagal membentuk kelompok kerja yang harmonis,
sehingga gagal pula membetuk konsorsium untuk mendukung kebutuhan
finansial, melainkan juga cenderung berkompetisi negatif satu sama
lain. Bahkan, tidak sedikit pula diantara mereka yang tidak malu untuk
sekedar menjadi "calo" dalam mencari investor asing dengan cara yang
merugikan kepentingan nasional.


                Kemaritiman dan Kepariwisataan

Kesungguhan Presiden Jokowi untuk memajukan pariwisata secara
nasional dapat kita indikasikan dengan tidak jadi ditunjuknya AA Gede
Ngurah Puspayoga sebagai Menteri Pariwisata (sebagaimana diisukan
sebelumnya), di mana hal ini bisa dimaknai sebagai terus
dilanjutkannya  proses penyelarasan dan penyeimbangan "Bali First
Policy" dalam percaturan politik pembangunan pariwisata nasional.

Sedangkan perubahan nomenklatur dan posisi Kementerian
Pariwisata ke dalam Kementerian Koordinator Maritim harus kita sambut
gembira dan maknai sebagai pemberian wewenang yang lebih baik untuk
kementerian tersebut.

Selain untuk mengoptimalkan manfaat ekonomi dari berbagai
potensi laut dan pesisir yang kita miliki melalui sektor pariwisata,
maka dengan posisi baru tersebut hendaknya juga bisa dijadikan sebagai
suatu kesempatan emas untuk merubah posisi "jenderal detasemen markas"
menjadi "jenderal teritorial".

Hal tersebut tentunya membutuhkan penyelarasan dan
penyempurnaan konsep-konsep dan strategi pembangunan. Jika selama ini
hanya berorientasi pada penciptaan manfaat dan nilai tambah ekonomi
yang bisa ditimbulkan, maka sekarang kementerian tersebut harus
didorong dan dibantu  untuk mempunyai kewenangan dan kemampuan guna
secara langsungbisa bertindak sebagai "leading exsecutor" dalam proses
pembangunan suatu wilayah secara utuh, mulai dari alamnya hingga
manusianya secara bersamaan dan seimbang (penerapan Teori Gaia).

Jika berbagai hal yang telah didiskusikan di atas dapat
diterima kebenarannya, maka pertanyaan yang timbul dan perlu kita
jawab sekarang adalah: "Apakah gagasan Arief Yahya untuk menjadikan
ICT (information and communication technology) sebagai pilihan
manajemen strategisnya untuk  pencapaian target 20 juta turis
macanegara dalam beberapa tahun mendatang adalah sudah yang terbaik?.

Apakah memang teknologi komunikasi dan informasi (ICT) yang
selama ini menjadi ranah kepiawaian Arief Yahya merupakan jawaban bagi
semua permasalahan dan kendala yang telah dipaparkan di atas?
Barangkali jawabannya adalah "Tidak".

Perancangan dan penginstalasian sistem ICT setidaknya akan
memakan waktu dua tahun, dan akan sulit sekali bisa dijelaskan
objektifitas logika pengaruh ICT  akan mampu meningkatkan "actual
demand" sebesar 12 juta wisatawan asing dalam tiga tahun berikutnya.

Sedangkan sejalan dengan mahalnya biaya ICT tentunya perlu
pula ditentukan tolok ukur keberhasilannya secara objektif.

Tanpa penjelasan yang memadai maka tentunya menjadi tidak
salah jika akan banyak yang nantinya beranggapan bahwa pilihan ICT
sebagai kekuatan manajemen strategis Arief Yahya tersebut hanya akan
menjadikan Kementerian Pariwisata sebagai ladang untuk memperkaya
pundi-pundi kelompok perusahaan-perusahaan  ICT yang dulu salah
satunya pernah dipimpinnya.

 Jika terjadi seperti itu, tentunya  tidak elok bukan?

Lebih lanjut, sadar akan posisi negara kita yang bukan termasuk
negara kontinental, maka barangkali kriteria "jumlah pengunjung"
(number of visitor) bukanlah pilihan yang tepat untuk menjadi target
dan sasaran pembangunan pariwisata kita dalam lima tahun mendatang.

Dengan berbagai kondisi yang ada saat ini, maka barangkali
kita lebih membutuhkan "loyalitas pengunjung" (visitor loyality), yang
diwujudkan dalam bentuk peningkatan "jumlah kunjungan" (number of
visit), "lama tinggal" (length of stay) dan "pengeluaran total" (total
expenditure).

Dalam lima tahun ke depan, barangkali lebih baik kita tetap
memiliki 7-8 juta pengunjung yang loyal, dengan lama tinggal yang
lebih panjang dari 9 hari (katakanlah menjadi 14 hari sebagai target
baru) dan dengan pengeluaran yang meningkat menjadi 200-an dolar
AS/hari, ketimbang memiliki 20  juta pengunjung yang berpotensi kecewa
karena kondisi infrastruktur serta fasilitas destinasi yang ada saat
ini menjadikan tidak terpenuhinya motivasi dan ekspektasi mereka dalam
berkunjung.

Lagi pula, eksistensi potensi pariwisata Indonesia
sesungguhnya sudah lama mendunia serta sudah puluhan tahun pula mampu
bersaing dan bertahan,  sehingga hal yang kita butuhkan sesungguhnya
barangkali  bukanlah ICT.

Dalam "modern marketing",  ICT memang umumnya dijadikan
sebagai "tools" yang handal untuk mendukung proses "penetrasi pasar"
(market penetration). Namun demikian barangkali perlu kita sadari dan
sepakati bersama bahwa permasalah mendasar kita adalah pembenahan dan
pembangunan destinasi serta pemenuhan infrastruktur dan fasilitas
dasar.

Selain berbagai masalah dan kendala yang telah didiskusikan
di atas, maka salah satu masalah utama yang pasti juga akan dihadapi
Arief Yahya dalam memacu proses pembangunan pariwisata nasional adalah
keterbatasan jatah dana pembangunan untuk kementerian yang
dipimpinnya.

Atas hal itu, sebagai opsi sumber dana maka barangkali tidak
akan terlalu salah kalau melalui tulisan ini kita cuatkan dan
diskusikan isu rendahnya efisiensi dan efektifitas penggunaan dana CSR
(tanggung jawa sosial perusahaan) yang berjumlah  triliun rupiah
setiap tahun di negara kita ini.

Jika selama ini efisiensi dan efektifitas dana-dana CSR di
negeri ini  telah diisukan dan dikeluhkan banyak pihak adalah sangat
rendah dan sangat tidak transparan serta cenderung menjadi ATM dan
"mbancak-an" (rebutan)  oknum politikus dan/atau LSM  tertentu serta
bahkan juga disalah gunakan oleh perusahaanitu sendiri, maka
barangkali kini lah saatnya untuk kita mengusulkan kepada Presiden
Jokowi agar dilakukan pemusatan penggunaan dana CSR untuk pembangunan
pariwisata nasional dalam lima tahun ke depan.

Jumlah dana yang tersedia sangat banyak, birokrasi
penggunaannya tidak terlalu kompleks, tinggal strategi dan integritas
implementasinya serta "political will" dari Presiden Jokowi saja yang
menjadi kunci keberhasilannya.

Jika dalam lima tahun ke depan Arief Yahya bisa
memanfaatkan dana CSR untuk membangun masing-masing satu destinasi
bertaraf internasional di Indonesia Bagian Timur dan Sumatera maka
tentunya namanya akan menjadi sangat dihormati dalam kancah pariwisata
nasional.

Kawasan Danau Sentani barangkali sudah sangat siap untuk
menerima sentuhan "tangan dingin" Arief Yahya, sedangkan Minangkabau
sebagai satu-satunya  sisa wilayah matrilineal di Indonesia juga
sangat patut dan siap untuk dijadikan sebagai destinasi bertaraf
internasional oleh "tangan dingin" Arief Yahya.

Mudah-mudahan Arief Yahya juga sepakat atas berbagai
diskursus di atas, serta bisa pula meyakinkan Presiden Jokowi untuk
berkenan menetapkan kebijakannya. Mari kita bantu dan doakan bersama.

*Ketua Program Studi Pascasarjana Manajemen Ekowisata dan Jasa
Lingkungan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB), salah
satu pendiri Perhimpunan Nasionalis Indonesia (Pernasindo).
Pewarta: Ir Ricky Avenzora, M.Sc.
Uploader : Naryo
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Whatsapp
  • facebook
  • twitter
  • email
  • pinterest
  • print

Berita Terkait

Prof Ricky Avenzora soroti ketimpangan ekowisata dan kritik pola penyegelan objek wisata

Prof Ricky Avenzora soroti ketimpangan ekowisata dan kritik pola penyegelan objek wisata

21 September 2025 22:00

Telaah - Tuma'ninah Dan Kabinet Kerja

Telaah - Tuma'ninah Dan Kabinet Kerja

15 Juni 2016 23:51

Menelisik Kemurnian Suara LSM Lingkungan di Indonesia

Menelisik Kemurnian Suara LSM Lingkungan di Indonesia

1 Februari 2016 00:16

"Amnesti Lingkungan" Menuju Era Baru Konservasi Alam

"Amnesti Lingkungan" Menuju Era Baru Konservasi Alam

5 Januari 2016 19:28

Rekonsiliasi Nasional: Kabinet kerja" versus "Kabinet kompromi"

Rekonsiliasi Nasional: Kabinet kerja" versus "Kabinet kompromi"

25 Oktober 2014 17:36

Rekonsiliasi Nasional: Kemadanian politik berbangsa dan berngara (Bagian Kelima)

Rekonsiliasi Nasional: Kemadanian politik berbangsa dan berngara (Bagian Kelima)

19 Oktober 2014 19:57

Rekonsiliasi Nasional: Khilaf politik yang harus diperbaiki (Bagian ketiga)

Rekonsiliasi Nasional: Khilaf politik yang harus diperbaiki (Bagian ketiga)

2 Agustus 2014 19:41

Rekonsiliasi Nasional : Khilaf politik yang harus diperbaiki (Bagian dua)

Rekonsiliasi Nasional : Khilaf politik yang harus diperbaiki (Bagian dua)

26 Juli 2014 19:00

Terpopuler

Gubernur Jabar Dedi Mulyadi puji Bupati Karawang terkait proyek pengendali banjir

Gubernur Jabar Dedi Mulyadi puji Bupati Karawang terkait proyek pengendali banjir

Balai desa dan sekolah jadi lokasi utama pengungsian sementara longsor di Cilacap

Balai desa dan sekolah jadi lokasi utama pengungsian sementara longsor di Cilacap

Harga rawit Rp23.500/kg, telur ayam Rp28.900/kg

Harga rawit Rp23.500/kg, telur ayam Rp28.900/kg

BKPSDM Bogor sebut pelantikan PPPK paruh waktu perkuat rasio layanan publik

BKPSDM Bogor sebut pelantikan PPPK paruh waktu perkuat rasio layanan publik

Biodata Timothy Ronald, Investor muda asal Indonesia

Biodata Timothy Ronald, Investor muda asal Indonesia

Top News

  • Lima orang dikabarkan meninggal dalam kecelakaan di jalan Tol Cipali Kilometer 72

    Lima orang dikabarkan meninggal dalam kecelakaan di jalan Tol Cipali Kilometer 72

    18 menit lalu

  • Tabur bunga ke makam nakes korban COVID-19 sebagai penghormatan negara

    Tabur bunga ke makam nakes korban COVID-19 sebagai penghormatan negara

    21 menit lalu

  • Cegah inflasi pangan, BGN minta para kepala daerah gerakkan bertani dan beternak

    Cegah inflasi pangan, BGN minta para kepala daerah gerakkan bertani dan beternak

    26 menit lalu

  • Yusril sebut pengalaman Jepang bangun sistem kepolisian rujukan bagi RI

    Yusril sebut pengalaman Jepang bangun sistem kepolisian rujukan bagi RI

    31 menit lalu

  • 1.895 personel dikerahkan kawal demo di kawasan Monas dan pengesahan RUU KUHAP

    1.895 personel dikerahkan kawal demo di kawasan Monas dan pengesahan RUU KUHAP

    34 menit lalu

Antara News bogor
megapolitan.antaranews.com
Copyright © 2025
  • Top News
  • Terkini
  • RSS
  • Twitter
  • Facebook
  • Kabar Daerah
  • Ekonomi
  • Iptek
  • Artikel
  • Lingkungan Hidup
  • Wisata
  • Internasional
  • Olahraga
  • Ketentuan Penggunaan
  • Tentang Kami
  • Pedoman
  • Kebijakan Privasi
  • BrandA
  • ANTARA Foto
  • Korporat
  • PPID
  • www.antaranews.com
  • Antara Foto
  • IMQ
  • Asianet
  • OANA