"Nilai-nilai Pancasila sangat penting untuk ditanamkan kepada para mahasiswa, untuk terciptanya karakter Pancasila pada mahasiswa," katanya dalam acara Penyambutan dan Pengenalan Mahasiswa Baru (PPMB) di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan pendidikan yang dilakukan dikampus tersebut bukan hanya mengedepankan prestasi dalam nilai-nilai akademik saja tetapi juga memperhatikan tingkat kecerdasan emosional mahasiswa.
"Pendidikan karakter Pancasila saat ini masih relevan dengan perkembangan dunia saat ini, sehingga mahasiswa dapat menjadi manusia berguna bagi bangsa dan negara," ujarnya.
Untuk itu kata dia pembelajaran dikampus tersebut setiap dosen diminta untuk memebrikan kuliah nilai-nilai Pancasila selama lima menit keada para mahasiswanya.
Lebih lanjut Wahono mengatakan sejak 2006 kampusnya tidak mengadakan kegiatan OSPEK bagi mahasiwa baru dan digantikan dengan kegiatan seperti ceramah, motivasi, kuliah umum, tata cara pengisian kartu studi, pengenalan dengan pimpinan serta kegiatan kemahasiswaan yang sangat bermanfaat serta mempunyai nilai-nilai akademik.
Sementara itu Direktur Eksekutif Pusat Studi Pancasila Universitas Pancasila Yudi Latif mengatakan bangsa Indonesia memerlukan pendidikan yang mempunyai karakter sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia sendiri.
"Manusia adalah mahluk istimewa yang mempunyai kemampuan atau keahlian setiap orang yang berbeda-beda, sehingga perlu mendapatkan pendidikan sesuai dengan keahliannya itu," kata dia.
Dengan menguasai salah satu bidang keahliannya masing-masing setiap manusia kata Yudi Latif maka tentunya bangsa Indonesia akan mampu mandiri dan berdaualat dengan tumbuh mempunyai karakter masing-masing.
"Saat ini kita perlu merombak pola pikir yang ada untuk kemajuan bangsa Indonesia," katanya.
Berhentikan lima mahasiswa
Universitas Pancasila memberhentikan lima orang mahasiswa karena terbukti positif menggunakan narkotika sesuai tes narkoba yang dilakukan Universitas Pancasila dan Badan Narkotika Nasional (BNN).
"Dengan sangat menyesal saya yang baru menjabat empat bulan harus menandatangani surat pemecatan mereka," kata Rektor Universitas Pancasila (UP) Wahono Sumaryono.
Menurut dia dengan adanya kebijakan tersebut agar menjadi pembelajaran bagi mahasiswa lain. Sehingga mereka tidak terjerumus dalam penyalahgunaan narkotik, karena usia mereka secara psikologis merupakan usia muda yang rentan terpengaruh.
Ia mengatakan pencegahan penyalahgunaan narkotik sudah sejak awal dilakukan di kampus ini. Sebelum masuk UP, mereka harus menandatangani surat pernyataan bermaterai ti. Mereka harus bersedia terhindar dan tidak terlibat dengan narkotik. Jika terbukti maka akan mahasiswa harus bersedia dikeluarkan.
Sementara itu Ketua Pengurus Yayasan Pendidikan dan Pembina Universitas Pancasila Komjen (Purn) Ahwil Luthan menambahkan, peredaran narkotik menyasar ke berbagai kalangan dan tempat. Sehingga harus ada pembekalan khusus di lembaga pendidikan agar mahasiswa terhindar dari narkotika.
Mantan Kepala BNN tahun 1999-2001 ini menegaskan, mahasiswa yang dikeluarkan itu bukanlah untuk dimatikan masa depannya. Tetapi mereka dikeluarkan untuk bisa mendapatkan rehabilitasi.
"Pengguna narkotik bukan orang yang dimatikan tetapi harus disembuhkan," ujarnya.
"Dengan sangat menyesal saya yang baru menjabat empat bulan harus menandatangani surat pemecatan mereka," kata Rektor Universitas Pancasila (UP) Wahono Sumaryono.
Menurut dia dengan adanya kebijakan tersebut agar menjadi pembelajaran bagi mahasiswa lain. Sehingga mereka tidak terjerumus dalam penyalahgunaan narkotik, karena usia mereka secara psikologis merupakan usia muda yang rentan terpengaruh.
Ia mengatakan pencegahan penyalahgunaan narkotik sudah sejak awal dilakukan di kampus ini. Sebelum masuk UP, mereka harus menandatangani surat pernyataan bermaterai ti. Mereka harus bersedia terhindar dan tidak terlibat dengan narkotik. Jika terbukti maka akan mahasiswa harus bersedia dikeluarkan.
Sementara itu Ketua Pengurus Yayasan Pendidikan dan Pembina Universitas Pancasila Komjen (Purn) Ahwil Luthan menambahkan, peredaran narkotik menyasar ke berbagai kalangan dan tempat. Sehingga harus ada pembekalan khusus di lembaga pendidikan agar mahasiswa terhindar dari narkotika.
Mantan Kepala BNN tahun 1999-2001 ini menegaskan, mahasiswa yang dikeluarkan itu bukanlah untuk dimatikan masa depannya. Tetapi mereka dikeluarkan untuk bisa mendapatkan rehabilitasi.
"Pengguna narkotik bukan orang yang dimatikan tetapi harus disembuhkan," ujarnya.