Bogor (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor menghimbau Warga Kota Bogor untuk tidak takut ataupun khawatir dengan virus cacar monyet (Monkeypox). Sebab, penyakit cacar monyet yang ditemukan di Singapura Rabu (08/05/2019) lalu, sampai saat ini belum ditemukan di Indonesia, khususnya di Provinsi Jawa Barat dan Kota Bogor.
Di Singapura mereka berhasil melakukan isolasi yang baik dan hanya ada satu kasus, sementara 23 orang yang dikarantina hasilnya negatif.
“Masyarakat tidak perlu panik, kuncinya jaga kesehatan, jaga kebersihan,” ujar Plt. Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Bogor, Sari Chandrawati, Kamis (16/05/2019).
Meski begitu, sesuai dengan surat edaran dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, lanjut Sari, Dinkes menghimbau agar seluruh Puskesmas dan Rumah Sakit di Kota Bogor untuk tetap waspada.
Gejala awal ditandai dengan demam, sakit kepala hebat, limfadenopati, nyeri punggung, nyeri otot dan kekurangan energi. Setelah satu sampai 3 hari akan muncul periode erupsi kulit. Ruam dimulai pada wajah, telapak tangan, telapak kaki.
“Evolusi ruan dari lesi dengan basis datar ke melepuh berisi cairan kecil, diikuti kerak terjadi dalam waktu sepuluh hari. Kisaran 3 minggu baru sembuh,” katanya.
Sari menambahkan, berdasarkan laporan WHO pada 2018 lalu, penyakit cacar monyet ini masih terlokalisir di 14 daerah dan satu teritori di Afrika. Virus ini ditularkan ke manusia dari hewan yang terinfeksi, seperti tikus, monyet dan kelelawar, perburuan dan konsumsi daging tercemar (Brush Meet).
“Virus ini juga penularannya dapat terjadi antar manusia melalui kontak dengan sekresi saluran pernapasan, terkena luka tubuh orang terinfeksi atau benda yang terkontaminasi cairan tubuh penderita,” katanya.
Warga diimbau tidak khawatir dengan virus "cacar monyet"
Jumat, 17 Mei 2019 13:20 WIB
Masyarakat tidak perlu panik, kuncinya jaga kesehatan, jaga kebersihan.