Kota Bogor (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Bogor, Jawa Barat, mengajak masyarakat di wilayahnya untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), sebagai salah satu langkah mencegah Monkeypox (Mpox) atau cacar monyet.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor Sri Nowo Retno di Kota Bogor, Sabtu, mengatakan masyarakat juga diimbau tetap tenang terkait perkembangan situasi Mpox di Indonesia.
Tak hanya menerapkan PHBS, kata Retno, masyarakat juga dianjurkan mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang sebagai proteksi diri terhadap berbagai jenis penyakit.
“Selanjutnya kenali gejala khas dari penyakit Mpox, mengunjungi atau melaporkan ke petugas kesehatan di Puskesmas dan Rumah Sakit jika mengalami gejala atau kontak dengan suspek monkeypox,” ujarnya.
Baca juga: Menlu sebut penanganan Mpox perlu kerja sama berbagai negara
Baca juga: Kasus Mpox Nigeria meningkat jadi 48 kasus, menyebar ke ibukota dan 20 negara bagian
Di samping itu, situasi Mpox di Kota Bogor pada periode Januari – 14 Agustus 2024 atau sebelum ditetapkannya kembali sebagai kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia/PHIEC, Dinkes menemukan satu kasus Mpox pada 3 Mei 2024
Sedangkan pada periode 14 Agustus 2024 – 3 September 2024, Retno menyebut, Dinkes belum menemukan atau mendapatkan laporan kasus.
“Namun Dinas Kesehatan Kota Bogor tetap melaksanakan surveilans ketat terhadap penyakit potensial wabah dan penyakit infeksi emerging,” jelasnya.
Sebagai bentuk peningkatan kewaspadaan dini terhadap situasi saat ini, kata dia, Dinkes Kota Bogor telah menerbitkan surat edaran peningkatan kewaspadaan terhadap Mpox pada 22 Agustus 2024.
Baca juga: Kemenkes: Health pass di pintu masuk negara cegah mpox
“Kami juga telah menghadiri dan mengikuti undangan pertemuan secara daring dari Kementerian Kesehatan terkait Workshop Peningkatan Kewaspadaan Mpox pada tanggal 23 Agustus 2024,” ucapnya.
Selain itu, Retno mengatakan di Kota Bogor diadakan pertemuan Koordinasi Teknis Penemuan Kasus Suspek Mpox yang dihadiri oleh petugas program HIV seluruh Rumah Sakit dan Puskesmas se-Kota Bogor pada 21 Agustus 2024.
“Kami pun memastikan semua kebutuhan baik dari sistem pelaporan hingga logistik penunjang pemeriksaan laboratorium terpenuhi,” kata Retno.