Bogor (Antara) - Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PKT KRB-LIPI) belum bisa melakukan penelitian kajian air tanah di area kebun raya dan menundanya pada tahun depan.
"Kami sudah melakukan pertemuan dan pembicaraan dengan pihak Peneliti di Geoteknologi Bandung. Tapi belum melakukan penelitian karena ada satu dan lain hal," kata Kepala PKT Kebun Raya Bogor-LIPI, Mustaid Siregar, saat ditemui dalam syukuran peluncuran buku "3.500 Plant Species of the Botanic Gardens of Indonesia" di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Selasa.
Mustaid menyebutkan, rencananya kajian penelitian kondisi air tanah di area Kebun Raya Bogor akan dilakukan pada tahun depan.
"Ini terkait anggaran juga, kita upayakan tahun depan kajian ini bisa dilakukan," kata Mustaid.
Seperti yang pernah diberitakan sebelumnya pada bulan Mei lalu, Kebun Raya Bogor akan melakukan kajian mengenai kondisi air tanah di sekitar Kebun Raya Bogor dan areal di luar kebun.
Kajian ini dilakukan menyusul maraknya pembangunan gedung-gedung, perhotelan di Kota Bogor terutama di sekitar areal Kebun Raya Bogor.
Menurut Mustaid, beberapa tahun terakhir pihaknya menemukan hipotesis-hipotesis mengenai kondisi tanaman di sekitar Kebun Raya Bogor yang kian mengalami ancama kekeringan akibat maraknya pembangunan.
"Kami ingin melakukan kajian ini untuk membuktikan apakah hipotesi-hipotesis yang terjadi di Kebun Raya Bogor terkait cepatnya daun dan rumput kering karena berkurangnya air tanah," kata Mustaid.
Mustaid menyebutkan, pihaknya telah mengirimkan surat pengajuan penelitian kepada Pusat Geoteknologi Bandung untuk melakukan kajian bersama mengukur kualitas dan kadar air tanah di Kebun Raya Bogor.
Mustaid mengakui, penggunaan air tanah yang begitu tinggi, dan kepadatan yang tinggi di Kota Bogor akan menjadi bahaya karena tanda-tanda tersebut sudah terlihat.
"Kondisi yang dilihat, seminggu kalau tidak turun hujan, daun-daun tumbuhan disini sangat cepat kering dan rontok," katanya.
Menurut Mustaid, mungkin rontoknya duan tumbuhan di Kebun Raya Bogor hal biasa, namun hipotesis tersebut perlu diteliti demi kelangsungan kebun raya tersebut.
Sementara itu, Kepala Bidang Konservasi Ex Situ PKT Kebun Raya Bogor, Joko Ridho Witono juga menemukan gejala-gejala gangguan tumbuhan di Kebun Raya Bogor.
"Ada kencendrungan pertumbuhan tanaman di Kebun Raya Bogor melambat," ujarnya.
Ia mengatakan, hal tersebut masih menjadi fenomena yang perlu dikaji secara ilmiah untuk membuktikan apakah ada pengaruhnya dengan berkurangnya sumber air tanah akibat banyaknya pembangunan khususnya hotel di sekitar kebun raya.
Menurutnya, bila ditarik mundur beberapa tahun silam, tingkat pencemaran di Kota Bogor semakin tinggi, hal ini yang akan menjadi ancaman bagi keberlangsungan kebun raya di tengah kota tersebut.
Ia mengatakan, upaya perlindungan terhadap Kebun Raya Bogor terus dilakukan, lewat rekomendasi dari pihak PKT Kebun Raya.
"Salah satunya melakukan kajian terkait air tanah ini dengan Peneliti di Geoteknologi Bandung untuk membuktikan hipotesis yang kita lihat, karena kita tidak punya kewenangan mengintervensi pemerintah dalam membatasi pembangunan," ujarnya.
Uji air tanah Kebun Raya Bogor ditunda
Selasa, 20 Agustus 2013 21:05 WIB
"Kondisi yang dilihat, seminggu kalau tidak turun hujan, daun-daun tumbuhan disini sangat cepat kering dan rontok,"