Bupati Sukabumi Marwan Hamami mengatakan pemerintah kabupaten setempat sudah menyiapkan lahan untuk relokasi para korban terdampak bencana khususnya bencana pergerakan tanah yang terjadi di sejumlah titik di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
"Kita sudah siapkan lahan untuk relokasi. Adapun lahan yang digunakan tersebut adalah milik Pemkab Sukabumi," katanya usia meninjau lokasi bencana pergerakan tanah di Kampung Gempol, Desa Cikadu, Kecamatan Palabuhanratu, Jumat.
Menurut Marwan, bencana yang terjadi di Kabupaten Sukabumi merupakan yang terbesar di Indonesia akibat cuaca ekstrem pada awal Desember. Sebanyak 39 dari 47 kecamatan terkena dampak, baik tanah longsor, banjir, maupun pergerakan tanah.
Baca juga: Korban terdampak pergerakan tanah direlokasi ke lahan milik Pemkab Sukabumi
Bencana yang terjadi di penghujung tahun ini mengakibatkan belasan ribu warga terdampak, ribuan rumah rusak, belum lagi jumlah korban jiwa yang mencapai 12 orang, di mana dua korban tidak ditemukan serta ribuan warga mengungsi karena harus kehilangan tempat tinggal.
Hingga saat ini pihaknya masih menunggu hasil kajian dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terkait relokasi, karena ada beberapa titik yang harus direlokasi, salah satunya warga Kampung Gempol.
Setidaknya ada 109 rumah warga terdampak yang akan direlokasi ke lahan milik Pemkab Sukabumi dan tim numerator saat ini sedang melakukan identifikasi lapangan untuk mendata jumlah warga yang harus direlokasi.
Baca juga: Pemerintah desa diminta ikut carikan lahan untuk relokasi korban pergerakan tanah
"Setelah semua teridentifikasi kita akan sampaikan kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk secepatnya membangun infrastruktur yang nantinya akan diisi oleh warga terdampak bencana khususnya pergerakan tanah yang harus direlokasi," tambahnya.
Marwan mengatakan Pemkab Sukabumi terus berupaya agar relokasi bisa segera dilaksanakan, sehingga penyintas bencana bisa melakukan kegiatan secara normal.
"Kita sudah siapkan lahan untuk relokasi. Adapun lahan yang digunakan tersebut adalah milik Pemkab Sukabumi," katanya usia meninjau lokasi bencana pergerakan tanah di Kampung Gempol, Desa Cikadu, Kecamatan Palabuhanratu, Jumat.
Menurut Marwan, bencana yang terjadi di Kabupaten Sukabumi merupakan yang terbesar di Indonesia akibat cuaca ekstrem pada awal Desember. Sebanyak 39 dari 47 kecamatan terkena dampak, baik tanah longsor, banjir, maupun pergerakan tanah.
Baca juga: Korban terdampak pergerakan tanah direlokasi ke lahan milik Pemkab Sukabumi
Bencana yang terjadi di penghujung tahun ini mengakibatkan belasan ribu warga terdampak, ribuan rumah rusak, belum lagi jumlah korban jiwa yang mencapai 12 orang, di mana dua korban tidak ditemukan serta ribuan warga mengungsi karena harus kehilangan tempat tinggal.
Hingga saat ini pihaknya masih menunggu hasil kajian dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terkait relokasi, karena ada beberapa titik yang harus direlokasi, salah satunya warga Kampung Gempol.
Setidaknya ada 109 rumah warga terdampak yang akan direlokasi ke lahan milik Pemkab Sukabumi dan tim numerator saat ini sedang melakukan identifikasi lapangan untuk mendata jumlah warga yang harus direlokasi.
Baca juga: Pemerintah desa diminta ikut carikan lahan untuk relokasi korban pergerakan tanah
"Setelah semua teridentifikasi kita akan sampaikan kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk secepatnya membangun infrastruktur yang nantinya akan diisi oleh warga terdampak bencana khususnya pergerakan tanah yang harus direlokasi," tambahnya.
Marwan mengatakan Pemkab Sukabumi terus berupaya agar relokasi bisa segera dilaksanakan, sehingga penyintas bencana bisa melakukan kegiatan secara normal.
Seperti di Kampung Gempol, karena lahan permukiman warga yang terdampak pergerakan tanah sudah dipastikan tidak bisa lagi dibangun bangunan. Di sisi lain, ia meminta kepada para penyintas bencana untuk bersabar dan tidak perlu khawatir karena bantuan untuk kebutuhan dasar akan terus disalurkan untuk meringankan penderitaan mereka.