Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) terus mempercepat pemulihan layanan pendidikan pascabencana banjir dan longsor di wilayah Provinsi Aceh, khususnya di Kota Subulussalam dan Kabupaten Aceh Singkil, dengan mempercepat pendirian tenda sebagai ruang kelas darurat.
Staf Khusus Mendikdasmen Bidang Manajemen dan KelembagaanbDidik Suhardi mengatakan upaya tersebut dilakukan melalui penyaluran bantuan darurat dan pemetaan kebutuhan satuan pendidikan agar proses belajar mengajar tetap berlangsung dalam kondisi kedaruratan.
“Pada tahap tanggap darurat, kami memastikan anak-anak tetap mendapatkan layanan pendidikan. Jika pembelajaran luring belum memungkinkan, maka disiapkan pembelajaran daring atau kelas sementara melalui tenda darurat, agar siswa tetap dapat belajar dan berinteraksi untuk mengurangi trauma pascabencana,” kata Didik dalam pernyataan tertulis di Jakarta pada Senin.
Sementara pada tahap pemulihan, Kemendikdasmen melakukan pendataan secara detail terhadap satuan pendidikan, pendidik, dan peserta didik yang terdampak sebagai dasar perencanaan rehabilitasi sarana pendidikan.
“Kami mengerahkan seluruh potensi sumber daya yang ada agar proses pendidikan dapat kembali berjalan normal dalam waktu yang tidak terlalu lama,” imbuhnya.
Hingga saat ini ia menyebutkan Kemendikdasmen telah menyalurkan bantuan berupa tenda darurat, 1.005 peralatan sekolah, serta bantuan dana pendidikan dengan total nilai Rp450 juta.
Bantuan tersebut, lanjutnya, disalurkan ke Kota Subulussalam sebesar Rp215 juta untuk 28 satuan pendidikan yang terdiri atas 11 PAUD, 14 SD, dan 3 SMP, serta ke Kabupaten Aceh Singkil sebesar Rp235 juta untuk 24 satuan pendidikan, yang terdiri atas 5 PAUD, 13 SD, dan 6 SMP.
Pada kesempatan yang sama Kepala Sekolah SDN Jabi-Jabi Sabariah mengapresiasi bantuan yang diberikan pemerintah. Ia berharap dukungan yang diberikan tidak hanya bersifat darurat, tetapi juga mencakup solusi jangka panjang.
"Kami sangat bahagia, mendapatkan bantuan, sekolah kami sebelumnya terendam lumpur hingga mencapai 1,5 meter. Kami berharap ke depan tidak hanya mendapatkan bantuan, tetapi juga relokasi agar kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung dengan lebih aman,” ujarnya.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Aceh Singkil Amran Ramli pun mengapresiasi kehadiran pemerintah pusat tersebut yang memberikan semangat dan kepastian bagi sekolah-sekolah yang terdampak banjir.
Ia juga menyampaikan siswa di SDN Ujung Bawang sangat antusias menerima bantuan peralatan sekolah, sementara orang tua murid menyambut baik dukungan langsung dari Kemendikd
Baca juga: Kemendikdasmen perkuat digitalisasi pembelajaran lewat ruang kolaborasi PTPBaca juga: Kepala BSKAP Kemendikdasmen : Serukan semangat kebijakan berbasis bukti
