Bandarlampung (ANTARA) - PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divre IV Tanjungkarang menyiapkan pengawasan dengan memasang empat sensor guna memantau sejumlah titik rawan bencana di perlintasan kereta api.
"Dari sisi teknologi, KAI Divre IV bekerja sama dengan perguruan tinggi melalui program riset dan inovasi dengan memasang empat sensor pemantauan di sejumlah titik rawan. Sensor ini memungkinkan kondisi prasarana dipantau secara real time, terutama saat hujan deras terjadi," kata Kepala Divre IV Tanjungkarang PT KAI, Mohamad Ramdany di Bandarlampung, Kamis.
Baca juga: KAI Divre IV Tanjungkarang ingatkan warga tidak lakukan aktivitas di sekitar jalur kereta api
Menurutnya, dengan alat tersebut memungkinkan KAI bisa mengetahui kondisi lapangan secara cepat, sehingga tindakan penanganan bisa segera dilakukan.
"Keselamatan perjalanan menjadi prioritas utama dalam operasional Natal 2025 dan Tahun Baru 2026. Tentunya peningkatan volume penumpang harus diimbangi dengan pengelolaan keselamatan yang sistematis dan terukur," kata dia.
Selain itu, lanjut dia, KAI Tanjungkarang juga telah menyiapkan langkah antisipatif menyeluruh menghadapi potensi cuaca ekstrem selama masa Angkutan Natal dan Tahun Baru.
"Hal ini berkaitan dengan prediksi curah hujan tinggi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), sehingga harus menjadi perhatian serius, mengingat risiko banjir, longsor, serta gangguan prasarana perkeretaapian di wilayah Sumatera bagian selatan," kata dia.
Baca juga: KAI Tanjungkarang tutup 21 perlintasan sebidang liar selama 2024
Ia mengatakan sebagai bentuk kesiapsiagaan, KAI Divre IV memperkuat pengawasan di titik-titik rawan banjir dan longsor, termasuk prasarana kritis serta perlintasan sebidang berisiko tinggi.
"Penguatan ini dilakukan melalui penjagaan personel profesional, pemantauan intensif, serta mitigasi proaktif di lapangan," kata dia.
Ramdany juga mengatakan alat material untuk siaga (AMUS) bencana juga telah disiapkan di seluruh kantor resor dan lokasi strategis.
"Petugas tambahan juga kami tempatkan di wilayah dengan perhatian khusus guna mengantisipasi potensi gangguan perjalanan," kata dia.
Baca juga: KAI Tanjungkarang tutup delapan perlintasan sebidang liar tekan angka kecelakaan
Ia menegaskan bahwa keselamatan perjalanan kereta api tidak hanya berdampak pada pengguna jasa, tetapi juga berpengaruh pada kelancaran lalu lintas jalan, aktivitas bandara, hingga roda perekonomian masyarakat.
"Karena itu, operasional harus berjalan aman dan terkendali, terlebih menghadapi momen-momen besar, seperti Natal dan Tahun Baru," kata dia.
