Bogor (Antaranews Megapolitan) - Motivasi seseorang dalam menjalankan ibadah, khususnya yang beragama Islam kadang naik dan kadang turun. Membuat mereka yang beribadah tidak bisa istiqomah menjalankan ibadah, bahkan bisa jadi enggan untuk melaksanakannya. Bujuk rayu setan menjadi hal penting bagi seseorang dalam menjalankan aktivitas ibadahnya. Untuk itu, perlu motivator yang bisa membantu mengembalikan semangat untuk menjalankan ibadah.
Sehingga, Lembaga Pengajaran Al Quran Al-Hurriyyah Institut Pertanian Bogor (LPQ Al-Hurriyyah IPB) menyelenggarakan IPB Quranic Fair untuk memotivasi mahasiswa supaya bisa istiqomah menjalankan ibadahnya. Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan dari IPB Book Fair yang akan diselenggarakan pada bulan Desember mendatang.
Ketua Panitia, Mochammad Faroz Daq menuturkan bahwa penyelenggaraan IQF ini supaya bisa membangkitkan kembali semangat mahasiswa terutama santriwan dan santriwati LPQ dalam mempelajari Al Quran. Tidak sebatas mempelajari, namun dapat mengamalkan isi Al Quran dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai lembaga pengajaran Quran satu-satunya di IPB, LPQ memiliki santriwan dan santriwati sebanyak 500-600 orang tiap tahunnya. Tidak hanya itu, LPQ juga memiliki pengajar sedikitnya 100 orang pengajar. Program pembelajaran yang diberikan oleh LPQ meliputi Tahsin Al Quran, Bahasa Arab, Tahfidz, dan Takhosus. Khusus program Takhosus dipertuntukkan bagi santriwati, sedangkan program yang lainnya terbuka untuk umum baik santriwan maupun santriwati. Santriwan dan santriwati LPQ tidak hanya mahasiswa IPB tetapi masyarakat umum di sekitar kampus IPB juga diperbolehkan mengikuti programnya.
“Ibarat gadget yang perlu di-charger ulang supaya baterainya penuh, santri LPQ juga perlu diberikan stimulus supaya tetap semangat mempelajari Al Quran dan mengamalkannya,” ujar Faroz.
Untuk itu, LPQ menghadirkan Habiburrahman El Shirazi, penulis novel Ayat-Ayat Cinta untuk memberikan stimulus tersebut. Kesempatan kali ini, Habiburrahman menyampaikan materi tentang keutamaan orang yang disayang Allah dan keutamaan orang yang beramal kebaikan.
Berdasarkan hadits Nabi, Habiburrahman menyampaikan bahwa orang yang disayang Allah itu adalah mereka yang dipahamkan oleh Allah dalam mempelajari agama Islam. Ia menegaskan bahwa paham itu tidak hanya sekedar memahami, tetapi juga mengimani dan mengamalkan ajaran Islam sesuai Quran dan Hadits. Dalam mempelajari agama Islam, Habiburrahman menambahkan, harus bersumber dari Al Quran dan Hadits. Ia juga mengingatkan supaya tidak taklid buta dalam mengamalkan ajaran Islam.
“Larangan taklid ini disampaikan oleh Allah dalam Al Quran, jadi harus diikuti. Di ayat tersebut dijelaskan bahwa kita dilarang mengikuti sesuatu yang tidak kita ketahui, nanti di hari akhir, pendengaran, penglihatan, dan hati nurani kita akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah,” tegas Habiburrahman. Ayat yang dimaksud adalah ayat 36 dari surat Al Isra’.
Supaya tidak taklid atau mengikuti tanpa mempelajari, Ia mengajak supaya mempelajari agama Islam dengan benar. Setelah mempelajari ajaran Islam dengan benar, maka wajib hukumnya untuk mengamalkan ajaran tersebut. “Justru orang yang berilmu atau orang alim yang tidak mengamalkan ilmunya makan akan diseret ke neraka terlebih dahulu. Orang berilmu dan beramal juga tidak akan selamat kecuali mereka yang ikhlash,” tegas Habiburrahman. Untuk itu, Ia mengajak supaya ajaran Islam dipelajari dan dipahami dengan benar, dan kemudian mengamalkan ajaran tersebut dengan ikhlas. Itulah makna dari memahami agama Islam dengan benar.
Dalam IQF, juga menghadirkan Anggota Lajnah Pentahsinan Kementerian Agama, Dr. H. Ahmad Fathoni, Lc., MA dan Founder Komunitas Paradise Striver, Abu Taker. (RA/ris)
Mahasiswa IPB hadirkan penulis ayat-ayat cinta untuk tingkatkan spiritualisme
Rabu, 28 November 2018 15:53 WIB
Ibarat gadget yang perlu di-charger ulang supaya baterainya penuh, santri LPQ juga perlu diberikan stimulus supaya tetap semangat mempelajari Al Quran dan mengamalkannya.