Kabupaten Bekasi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat melakukan uji coba penyemprotan cairan mikroba aktif dengan kode PA63-AL38 di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Burangkeng di Kecamatan Setu sebagai upaya meminimalisasi bau menyengat dari tumpukan sampah.
Kepala UPTD Wilayah I Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi Zulkarnain Lubis mengatakan penggunaan cairan mikroba ini bertujuan untuk memecah sampah organik sekaligus menghasilkan kompos yang dapat digunakan sebagai pupuk.
"Dengan uji coba ini diharapkan ke depan mampu mengurangi volume sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir di Burangkeng ini," katanya di Cikarang, Rabu.
Baca juga: Pemkab Bekasi lakukan konsultasi publik perluasan TPA Burangkeng
Baca juga: Pemkab Bekasi bersiap tinggalkan metode tumpuk sampah TPA Burangkeng
Dia menjelaskan uji coba cairan mikroba PA63-AL38 yang terbuat dari bahan organik tersebut dilakukan dengan cara disemprotkan ke area timbunan sampah serta jalur akses lahan TPA Burangkeng. Proses pencampuran dilakukan dengan takaran tertentu agar mendapatkan hasil optimal.
"Penyiraman juga dibantu oleh Dinas Damkar Kabupaten Bekasi dengan mengirim dua unit mobil Damkar agar cairan mikroba itu bisa menjangkau area sampah yang berada di ketinggian TPA Burangkeng ini," katanya.
Pada tahap uji coba ini, perbandingan takaran bahan penyemprotan adalah 10 galon air mineral berisi cairan mikroba yang dicampurkan ke dalam satu tangki air dengan kapasitas 5.000 liter.
Baca juga: Pemkab Bekasi alokasikan anggaran Rp105 miliar tata TPA Burangkeng
Kepala UPTD TPA Burangkeng Samsuro Mandiansyah menyebutkan bau sampah relatif berkurang secara signifikan setelah dilakukan uji coba penyiraman cairan mikroba di TPAS Burangkeng.
"Bau sampah berkurang, termasuk di lahan parkir dari truk sampah juga ada perubahan aroma, dari sebelumnya tercium bau menyengat menjadi tidak begitu berbau lagi," katanya.
Samsuro menyatakan uji coba ini menjadi bagian penting dari upaya perbaikan sistem pengelolaan lingkungan di TPA Burangkeng yang selama ini menjadi tumpuan utama pembuangan sampah di wilayah Kabupaten Bekasi.
"Kami berharap dengan penggunaan mikroba aktif ini, selain menekan bau, ke depan juga diharapkan dapat mengurangi tumpukan sampah di TPAS Burangkeng secara berkelanjutan," kata dia.
