Addis Ababa (Antaranews Megapolitan/Xinhua-OANA) - Kantor PBB Urusan Kemanusiaan (UN-OCHA) pada Rabu (3/10) mengungkapkan sebanyak 22,4 juta orang di wilayah Tanduk Afrika memerlukan bantuan makanan.
Di dalam siaran pers, UN-OCHA mengatakan 700.000 orang di Kenya, 1,6 juta orang di Somalia, 6,1 juta orang di Sudan Selatan, 7,9 juta orang di Ethiopia dan 6,2 juta orang di Sudan menghadapi rawan pangan.
UN-OCHA mengatakan konflik dan kerusuhan di dalam negeri telah menambah banyak orang yang menghadapi rawan pangan di Sudan dan Sudan Selatan, meskipun reaksi kemanusiaan yang berkelanjutan dan hujan di Somalia telah membantu sedikit menurunkan jumlah orang yang menghadapi rawan pangan di Somalia.
UN-OCHA juga mengatakan wilayah Tanduk Afrika juga mengalami krisis pengungsian terutama akibat konflik bersenjata dan kerusuhan dalam negeri, kebanyakan di Ethiopia, Somalia dan Sudan Selatan, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis pagi.
Kerusuhan etnik di sepanjang perbatasan bersama Daerah Gedeo di Wilayah Ethiopia Selatan dan Wilayah Guji Barat di Negara Bagian Oromia sejak April telah mengakibatkan pengungsian sebanyak 960.000 warga Ethiopia. Kondisi itu membuat jumlah orang yang menjadi pengungsi di dalam negeri meningkat di Ethiopia dalam beberapa bulan belakangan.
Laporan UN-OCHA tersebut juga mengatakan konflik telah membuat 3,82 juta orang mengungsi di dan dari wilayah Tanduk Afrika.
Penerjemah: Chaidar.
Prihatin, 22,4 juta orang di Tanduk Afrika rawan pangan
Kamis, 4 Oktober 2018 10:23 WIB
Sebanyak 700.000 orang di Kenya, 1,6 juta orang di Somalia, 6,1 juta orang di Sudan Selatan, 7,9 juta orang di Ethiopia dan 6,2 juta orang di Sudan menghadapi rawan pangan.