Mataram (ANTARA) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat menekankan pengembangan wisata berkualitas global harus berbasis dokumen Rencana Pengembangan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025-2029.
"Pemerintah harus melihat sektor pariwisata sebagai sektor basis yang menjadi pengungkit bagi sektor-sektor yang lainnya bagi setiap produk yang dihasilkan oleh Nusa Tenggara Barat," kata Juru Bicara Pansus RPJMD Hasbullah Muis Konco di Mataram, Selasa.
Data Badan Pusat Statistik menyebutkan kontribusi sektor pariwisata (penyediaan akomodasi makan minum) di Nusa Tenggara Barat sebesar Rp3,20 triliun terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada tahun 2024.
Hasbullah mengatakan penetapan RPJMD menjadi momentum kebangkitan bersama untuk menjadikan Nusa Tenggara Barat sebagai provinsi kepulauan yang makmur dan mendunia melalui pembangunan destinasi wisata berkelas dunia.
Pemerintah daerah sudah saatnya memilih pariwisata berkualitas yang menjadi pilihan logis bagi Nusa Tenggara Barat karena arah kebijakan itu sesuai dengan arah kebijakan pusat berupa pariwisata petualangan.
"Pariwisata berkualitas lebih berpihak terhadap lingkungan dengan jumlah wisatawan yang lebih sedikit, namun produktif," kata Hasbullah.
Sektor pariwisata harus didukung dengan sumber daya yang memadai terutama menyangkut keramahan dalam menerima tamu, pemandu wisata, dan mitigasi resiko dengan standar global.
