Samarinda (ANTARA) - Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda, Kalimantan Timur terus menggenjot peran mahasiswanya dalam mendukung pembangunan masyarakat, bukan sekadar sebagai pusat pengembangan profesional.
"Kampus ini hadir menjadi pilar peradaban di era digital serta melahirkan lulusan berdaya tahan tinggi, mampu beradaptasi di tengah perubahan cepat, dan berkontribusi nyata pada masyarakat." kata Rektor Unmul Prof Abdunnur di Samarinda, Rabu.
Abdunnur menekankan bahwa lulusan Unmul harus memiliki intelektual tinggi agar tidak mudah goyah oleh perubahan kebijakan atau situasi. Perguruan tinggi harus mempersiapkan individu yang tidak hanya cerdas, tetapi juga tangguh menghadapi kompleksitas zaman.
Baca juga: Universitas Mulawarman Samarinda perketat pengawasan peserta UTBK-SNBT
Baca juga: Universitas Mulawarman kawal penuntasan hukum tambang hutan diklat
Rektor menyebut pergeseran paradigma pembelajaran juga menjadi fokus. Unmul kini bertransisi dari konsep Kampus Merdeka menuju Kampus Pendapat, di mana mahasiswa didorong untuk lebih proaktif dan kritis.
"Konsep Kampus Merdeka mewajibkan 60 persen pembelajaran tidak berpusat pada ceramah dosen. Ini berarti, sistem pembelajaran kita harus berubah dan dibangun melalui kontribusi serta kolaborasi," jelas Prof Abdunnur.
Pendekatan ini, imbuhnya, bertujuan membentuk mahasiswa yang aktif berdiskusi dan berkolaborasi, bukan sekadar penerima informasi pasif.
Sebagai implementasi nyata, lebih dari 3.000 mahasiswa Unmul saat ini diterjunkan ke berbagai desa di Kalimantan Timur dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN). Kegiatan ini bukan sekadar ajang belajar, melainkan wadah bagi mahasiswa untuk memberikan dampak nyata dan mendukung pembangunan masyarakat setempat.
Baca juga: Kemenhut selidiki aktivitas tambang ilegal di hutan pendidikan Universitas Mulawarman
"Mahasiswa kami terjun ke desa bukan sekadar belajar, tapi juga harus bisa memberi dampak nyata. Ini adalah bagian dari proses membangun bangsa," tambahnya.
Meski demikian, Abdunnur mengakui ada sejumlah tantangan, termasuk keterbatasan anggaran, rendahnya motivasi sebagian mahasiswa, serta belum meratanya pemahaman akan nilai pengabdian.
"Kita tahu motivasi mahasiswa kadang masih rendah. Tapi tugas kita adalah mendorong mereka untuk kuat dan tumbuh," urainya.
Ia juga menyoroti pentingnya kebijakan nasional yang tidak hanya mengejar kemajuan fisik, tetapi juga menjamin kesetaraan dan keadilan sosial bagi seluruh lapisan masyarakat.
Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Unmul itu menegaskan bahwa pencapaian status perguruan tinggi unggul memerlukan proses berkelanjutan.
"Ada beberapa klasifikasi perguruan tinggi, dan kalau ingin unggul, harus melalui proses. Bukan hanya sekadar terlihat bagus di atas kertas," demikian Prof Abdunnur sembari menekankan komitmen Unmul untuk terus berbenah dan meningkatkan kualitas.
