Abuja, 2/2/ (Antara) - Menteri Perdagangan Indonesia dan Nigeria di Abuja Sabtu pagi memimpin delegasi masing-masing dalam pertemuan bilateral dengan semangat memperkuat kerja sama perdagangan dan investasi.
Pada pertemuan yang berlangsung di Hotel Hilton itu, Mendag Gita Wirjawan didampingi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Muhammad Chatib Basri dan sejumlah pebisnis utama Indonesia.
Delegasi Nigeria terdiri atas Menteri Perdagangan dan Investasi Olusegun Olutoyin Aganga serta sejumlah pebisnis dan wakil Kamar Dagang dan Industri negara itu.
Informasi yang dihimpun Antara dari Kementerian Perdagangan RI menggarisbawahi sejumlah isu yang mungkin dibahas dalam pertemuan bilateral tersebut.
Di antara isu krusial bagi Indonesia adalah Peraturan Kementerian Keuangan Nigeria tentang "daftar pelarangan impor dan impor absolut" yang masing-masing meliputi 109 produk dan 22 kelompok produk, disamping masalah yang menyangkut tantangan investasi dan kerja sama sektor pertanian.
Terkait pemberlakuan kedua daftar pelarangan impor yang turut menghambat sejumlah produk ekspor Indonesia itu, Nigeria selayaknya meninjau kembali peraturan tersebut sejalan dengan ketentuan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Indonesia juga mendorong Nigeria membebaskan pemberlakuan pelarangan impor terhadap sejumlah produk Indonesia yang potensial seperti tekstil dan produk tekstil, alas kaki, furnitur, farmasi, dan alat rumah tangga.
Seusai pertemuan bilateral, Mendag Gita Wirjawan dan mitranya dari Nigeria,Olusegun Olutoyin Aganga, menghadiri forum bisnis yang diisi dengan kegiatan "business matching" antarpebisnis utama kedua negara.
Di antara para pebisnis yang hadir adalah Dirut Garuda Indonesia Emirsyah satar, Dirut PT.GMF AeroAsia Richard Budihadianto, Ketua Komisi Afrika Kadin Indonesia Mintardjo Halim, Pimpinan Indofood di Nigeria Adhi Narto, Alhaji Barau Mangal (Max Air Ltd), Tonny ezzena (Oranye Drugs Ltd.), Dr.Herbert A.Ajayi (NACCIMA), dan Kolawole B.Jamodu (Asosiasi Manufaktur Nigeria).
Menurut Data Kementerian Perdagangan RI, total nilai perdagangan Indonesia-Nigeria pada 2012 mencapai 2,7 miliar dolar AS.
Ekspor Indonesia ke negara itu mengalami pertumbuhan rata-rata 14 persen per tahun selama delapan tahun terakhir atau nilainya naik dari 176 juta dolar AS tahun 2004 menjadi 337 juta dolar AS pada 2012.
Ekspor Indonesia tersebut umumnya berupa barang jadi dan setengah jadi seperti minyak goreng, margarin, minyak sayur, saus, kertas, kertas karton, rekaman video, produk medis, dan sabun.
Namun laju impor Indonesia dari negara berpenduduk 170 juta jiwa ini juga meningkat dengan pertumbuhan rata-rata per tahun mencapai 21 persen.
Indonesia mengalami defisit dalam perdagangan bilateralnya dengan Nigeria akibat nilai impor bahan bakar mineral yang mencapai 2,37 miliar dolar AS pada 2012.
Selain bahan bakar mineral, Indonesia juga mengimpor produk non-migas Nigeria seperti kapas, aluminium timah hitam, kulit merah, kertas karton, barang dari kayu, mesin-mesin/pesawat mekanik, kopi, teh, rempah-rempah dan sabun dan preparat pembersih.
Editor: Andi Jauhari