Jayapura (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Jayapura bersama Dinas Pendidikan Provinsi Papua terus mengakselerasi pemetaan dan penataan pendidikan vokasi sebagai strategi mencetak lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang siap kerja serta relevan dengan kebutuhan dunia usaha dan industri.
Pemetaan ini merupakan bagian dari proses panjang revitalisasi SMK yang digagas sejak 2018 dan ditindaklanjuti dengan kebijakan-kebijakan penting lainnya setelah keluarnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 106 Tahun 2021 tentang Otonomi Khusus Papua.
Revitalisasi SMK tidak hanya difokuskan pada pembenahan sarana prasarana dan kualitas guru, tetapi juga diarahkan untuk membentuk kesadaran baru di tengah masyarakat Papua mengenai pentingnya pendidikan vokasi.
Siswa SMK di Papua kini lebih banyak memilih jurusan Bisnis Manajemen (Bismen) serta Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), karena adanya pergeseran kebutuhan di dunia industri akibat kemajuan teknologi. Tapi ke depan diharapkan ada pula peningkatan minat siswa terhadap jurusan-jurusan yang produktif seperti teknik mesin, perikanan, kelistrikan juga agribisnis.
Kepala Bidang Mutu dan Layanan Pendidikan pada Dinas Pendidikan Provinsi Papua Yulianus Kuayo menjelaskan, pengalihan kewenangan pengelolaan SMK ke kabupaten/kota dari sebelumnya di Provinsi Papua sempat menyebabkan pembukaan SMK secara masif tanpa kajian yang mendalam sehingga banyak sekolah membuka jurusan yang tidak sesuai dengan potensi lokal maupun kebutuhan dunia kerja.
Proses pemetaaan pendidikan vokasi dilakukan secara bertahap sejak 2018 hingga 2022 melalui sosialisasi kepada para pemangku kepentingan dengan melibatkan majelis kepala sekolah SMK, lembaga adat, serta kalangan dunia usaha dan industri. Proses ini dimaksudkan agar SMK tidak hanya berorientasi ke pengajaran, tetapi juga pada relevansi dan penyerapan dunia kerja.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jayapura Amelia Ondikleuw mengatakan, tujuan utama pemetaan yakni menyelaraskan pendidikan vokasi dengan kebutuhan ekonomi lokal dan regional.
"Kita tidak ingin lulusan SMK hanya dapat ijazah, tetapi tidak tahu akan bekerja dimana. Oleh karena itu, semua jurusan di SMK harus benar-benar menjawab kebutuhan dunia kerja atau mempersiapkan mereka menjadi wirausaha," katanya.
Hasil pemetaan mengungkap sejumlah fakta penting, termasuk adanya tumpang tindih program keahlian antar-SMK yang berdiri dalam radius dekat. Hal ini berdampak pada pemborosan anggaran dan kesulitan pemenuhan tenaga pengajar produktif.
"Kalau semua sekolah membuka jurusan yang sama, siapa yang akan mengajar, guru produktif itu langkah dan tidak ada formasi CPNS, akhirnya sekolah harus membayar guru honorer sendiri yang ujungnya menjadi beban pembiayaan," kata Yulianus Kuayo, menambahkan.
Di Kabupaten Jayapura kini ada delapan SMK negeri maupun swasta yakni SMK Negeri 1 Sentani, SMK Negeri 2 Nimboran, SMK Negeri 3 Depapre, SMK Negeri Pertanian Pembangunan Sentani, SMK Ngeri 5 Penerbangan Waibu, SMK Santo Yosef Nazaret, SMK YPKP Sentani dan SMK Negeri 4 Yapsi.
Jumlah ini mencerminkan upaya pemerintah daerah dalam menyediakan pendidikan vokasi yang merata di berbagai wilayah distrik di Kabupaten Jayapura.
Berdasarkan data pada 2023, jumlah siswa SMK di Papua mencapai 13.363 orang. Dari jumlah tersebut sebanyak 9.433 menempuh pendidikan di SMK negeri, sementara 3.930 lainnya tersebar di SMK swasta.
Sudah ada contoh baik, seperti SMK Negeri 5 Agribisnis Merauke dan SMK Agribisnis Koya, yang telah mulai mengembangkan produk lokal dan bisnis kecil, dan itu perlu terus didorong.
Fokus Dinas Pendidikan Provinsi Papua ke depan yakni menjadikan sekolah-sekolah tersebut sebagai model pendidikan vokasi berbasis kewirausahaan dan industri.
SMK sebagai lembaga pendidikan vokasi diharapkan akan dapat mencetak anak-anak siap kerja atau berwirausaha. Jika semua pihak berkomitmen maka lima tahun ke depan akan dilihat wajah pendidikan vokasi di Papua yang telah berubah dan mampu menghasilkan lulusan dengan keahlian relevan, siap kerja ataupun berwirausaha.
Baca juga: SMK 2 Manokwari gandeng 111 industri
Baca juga: Ini karya mahasiswa Undip ubah limbah tahu jadi kemasan plastik
Baca juga: SMK di Palembang sediakan pelatihan membuat motor listrik bagi para siswa dan guru