Depok (ANTARA) - Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) yang tergabung dalam Komunitas Tari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik/FISIP (KTF) mempersembahkan Pagelaran Radha Sarisha 2025 bertajuk “BARA: Lama di Rantau, Lupa Berpulang”.
BARA adalah penceritaan ulang kisah klasik Malin Kundang dengan sentuhan modern yang menghidupkan warna-warna pesisir barat Sumatera melalui pertunjukan tradisional dan kontemporer.
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UI, Semiarto Aji Purwanto di Kampus UI Depok, Jumat menyebut bahwa pagelaran ini bukan hanya pertunjukan tahunan, melainkan juga wujud komitmen KTF dalam menyediakan ruang bagi mahasiswa yang berbakat dan cinta terhadap seni pertunjukan, khususnya seni tari dan musik tradisional.
Baca juga: Komunitas Tari FISIP UI siap tampil di Prancis dan Spanyol pada Juli-Agustus 2023
Ia mengatakan FISIP UI sangat mengapresiasi intensi dan upaya yang dilakukan mahasiswa dari KTF Radha Sarisha untuk melestarikan seni budaya bangsa serta nilai-nilai kearifan lokal.
Pertunjukan yang berlangsung di Gedung Kesenian Jakarta dibawakan oleh tiga lakon utama, yakni Rahel Tesalonika sebagai Amak, Javadyo Amadeus Sasmito sebagai Malin, dan Desna Diandra Asmoro sebagai Sari.
Dengan memadukan tari tradisional, musik tradisional, dan koreografi kontemporer, Pagelaran Radha Sarisha menghadirkan unsur-unsur kepulauan Nusantara ke atas panggung melalui gerakan, nada, dan adegan yang dinamis.
Menurut Ketua KTF UI, Laiqa Renada P., cerita Malin Kundang dipilih karena memiliki nilai-nilai mendalam yang relevan dengan kehidupan mahasiswa saat ini, seperti semangat merantau, kemandirian, dan pentingnya menjaga hubungan dengan keluarga.
“Lebih dari 100 individu terlibat dalam proses kreatif dan produksi pagelaran ini. Mereka adalah 43 panitia mahasiswa, 37 penari dan pemusik mahasiswa, 16 penari dan pemusik alumni, serta 18 volunteer. Tim lintas generasi ini bekerja keras memastikan setiap detail agar pertunjukan berlangsung maksimal. Sinergi ini mencerminkan semangat kolaborasi dan kecintaan terhadap seni,” ujar Laiqa.
Melalui pagelaran BARA, mahasiswa berhasil menyinergikan semangat kerja tim, bakat individual, kreativitas, dan cita rasa seni yang tinggi dalam sebuah pertunjukan yang mengesankan dan membanggakan. Terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungannya.
Sebagai bagian dari kegiatan tahunan yang berlangsung sejak 2011, Pagelaran Radha Sarisha 2025 menjadi penanda kebangkitan semangat berkesenian pascapandemi.