Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah menerapkan pengelolaan sampah terintegrasi dari hulu ke hilir seiring dengan kondisi darurat sampah yang melanda daerah itu.
Wakil Wali Kota Pekalongan Balgis Diab di Pekalongan, Sabtu, mengatakan bahwa pihaknya siap mengadopsi role model yang digunakan oleh Pemkab Banyumas dalam upaya mengatasi masalah sampah.
"Kami melakukan studi banding langsung ke TPST Kedungrandu dan TPA BLE Kalibagor Banyumas karena Kabupaten Banyumas menjadi salah satu wilayah yang pengelolaan sampahnya terbaik dan sudah menjadi percontohan tidak hanya di Indonesia tetapi juga di Asia Tenggara," katanya.
Menurut dia, Kabupaten Banyumas sukses dalam mengelola sampah secara terintegrasi dari sumber hingga ke tempat akhir dan melibatkan masyarakat dalam pengelolaannya.
Sistem pengelolaan sampah yang terintegrasi di Banyumas ini, kata dia, dimulai dari masyarakat yang sudah memilah sampahnya dari sumber.
Baca juga: Pemkot Pekalongan ingatkan potensi bahaya bencana sampah di lingkungan masyarakat
"Sampah yang dikelola tiap harinya dalam sistem terintegrasi ini adalah berkisar 40 ton per hari," katanya.
Ia mengatakan ada satu inovasi yang dapat menggerakkan pengelolaan, pemilahan, dan pengumpulan sampah secara masif, terutama jenis sampah rumah tangga yang memiliki persentase penyumbang terbesar yaitu masyarakat dapat menjual sampah organik dan anorganiknya ke kelompok swadaya masyarakat melalui aplikasi sampah daring yang dikeluarkan oleh Pemkab Banyumas.
Adapun untuk sampah yang tidak dapat dikelola di sumber, kata dia, maka akan dikelola dengan diambil kelompok swadaya masyarakat ke rumah-rumah secara keliling.
"Untuk pengangkutan sampah dilakukan dengan sistem pelayanan tiga hari sekali (RT), satu hari sekali (rumah makan), dan 10 hari (untuk instansi). Jadwal penjemputan sampah sudah terjadwal oleh pihak TPST dengan para masyarakat dan dalam penjemputannya terdapat tempat penampungan sementara," katanya.