Jakarta (ANTARA) - Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus menyatakan Indonesia membutuhkan tambahan dana sebesar Rp1.000 triliun per tahun dalam rasio Produk Domestik Bruto (PDB) guna mewujudkan pertumbuhan ekonomi 8 persen.
"Untuk tumbuh 8 persen maka PDB Indonesia harus bertambah Rp1.000 triliun dari nilai PDB 2024," katanya dalam diskusi Peluang dan Tantangan Industri Kimia di Jakarta, Jumat
Selama ini perekonomian Indonesia hanya tumbuh sekitar 5 persen atau setara Rp600 triliun dalam satu tahun. Oleh karena itu untuk mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi nasional, dibutuhkan strategi ekonomi yang berfokus pada penguatan sektor jasa dan industri, dengan tetap mendukung sektor pertanian.
Ia sudah membuat skenario pertumbuhan secara sektoral yang nantinya berkontribusi menaikkan pendapatan rasio PDB.
Untuk sektor pertanian dibutuhkan pertumbuhan sebesar 6,07 persen per tahun, pertambangan dan penggalian 8,05 persen, industri pengolahan 8,35 persen, pengadaan listrik dan gas 7,05 persen, konstruksi mesti tumbuh 7,1 persen, perdagangan besar dan eceran 8,83 persen, serta jasa keuangan dan asuransi 6,24 persen.
Baca juga: Ekonom sebut sinyal bahaya jika Indonesia alami deflasi saat libur panjang
Baca juga: THR jadi bantalan hadapi lonjakan harga