Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza menyatakan, dengan memperkuat daya saing kawasan industri domestik, akan secara langsung mengakselerasi pertumbuhan ekonomi delapan persen sesuai Astacita Presiden Prabowo.
Faisol di Jakarta, Kamis mengatakan, hal ini karena sektor industri manufaktur tetap menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia.
Tahun 2024, manufaktur masih menjadi penyumbang pendapatan domestik bruto (PDB) nasional terbesar, yaitu 17,16 persen dengan tingkat pertumbuhan sebesar 4,75 persen, serta memberikan penerimaan pajak tertinggi hingga mencapai angka 25,84 persen.
Oleh karena itu dengan memperkuat daya saing kawasan industri, menurutnya bisa meningkatkan kontribusi manufaktur domestik terhadap rasio PDB, sehingga turut membawa keluar Indonesia dari jebakan pendapatan menengah (middle income trap).
"Saat ini, kita memiliki 168 kawasan industri yang beroperasi. Kita perlu memastikan daya saing dan investasi terus meningkat agar dapat mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen pada tahun 2029," katanya.
Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin, Tri Supondy menyatakan, pihaknya sudah menyiapkan kebijakan strategis untuk memperkuat daya saing kawasan industri.
Baca juga: Menperin dukung pembangunan kilang minyak
Baca juga: Indonesia jadi negara pertama di Asia yang miliki fasilitas RnD Apple