Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan korban yang dilaporkan terseret arus deras banjir bandang di Kabupaten Bogor, Jawa Barat merupakan pasangan suami-istri.
"Dalam situasi darurat, seorang warga bernama Yuyun terbawa arus, namun berhasil diselamatkan. Sayangnya, suaminya, Asep Mulyana, yang mencoba menolong, justru terseret arus dan belum ditemukan hingga saat ini," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan di Jakarta, Senin.
Menurut dia, pasangan suami istri itu merupakan warga Desa Citeko, Kecamatan Cisarua, yang menjadi salah satu kawasan terdampak banjir bandang di Kabupaten Bogor Minggu (2/3) malam.
BNPB mengkonfirmasi kejadian itu bermula saat air Kali Cisaru meluap hingga setinggi lutut dengan arus yang deras. Beruntung, kata dia, warga yang sebagian besar dalam keadaan panik karena banjir bandang datang secara tiba-tiba itu bisa menyelamatkan diri dengan berlindung dari arus deras menggunakan alat seadanya.
Abdul memastikan bahwa upaya pencarian dan pertolongan terhadap korban, Asep, yang masih dilaporkan hilang itu saat ini sedang ditangani oleh tim petugas gabungan.
Tim yang terdiri atas petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI, Polri serta segenap relawan dan pemerintah desa di Kabupaten Bogor dan sekitarnya itu juga melangsungkan pendataan warga terdampak untuk kebutuhan penyaluran bantuan logistik.
Berdasarkan laporan terkini dari tim reaksi cepat BPBD Kabupaten Bogor yang diterima pada Senin petang diketahui banjir sudah mulai surut setelah sebelumnya menggenangi sejumlah kecamatan, termasuk Kecamatan Rumpin, Bojong Gede, dan Cisarua.
Tercatat oleh tim petugas reaksi cepat BPBD Kabupaten Bogor satu unit rumah dan satu pondok pesantren yang terdampak banjir di Desa Sukasari, Kecamatan Rumpin.
Kemudian, di Desa Rawapanjang, Kecamatan Bojong Gede tercatat ada sebanyak 137 rumah dengan jumlah korban terdampak total 547 orang warga. Sementara itu, di Desa Tugu Selatan, sebanyak 119 rumah terendam dengan 423 jiwa terdampak.
"Kondisi banjir saat ini telah surut, dan warga mulai membersihkan lumpur yang masuk ke dalam rumah mereka," ujarnya.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berusaha memulihkan akses jalan yang terputus akibat jembatan penghubung rusak akibat dihantam banjir bandang di Kabupaten Bogor, Jawa Barat hingga bisa dilintasi kendaraan kembali sebelum Lebaran Idul Fitri 1446 Hijriyah.
"BNPB tidak ingin masyarakat terlalu lama mengalami kesulitan dalam mobilisasi, terlebih beberapa minggu lagi hari raya Idul Fitri akan tiba," kata Kepala BNPB Suharyanto dalam keterangan di Jakarta, Selasa.
Berdasarkan hasil rapat koordinasi BNPB dengan Pemerintah Kabupaten Bogor pada Senin (3/3) diketahui bahwa sedikitnya ada tujuh unit jembatan di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor rusak berat, bahkan hilang setelah dihantam arus deras banjir bandang.
BNPB akan meminta Markas Besar TNI supaya mengerahkan personel untuk membantu membangun jembatan rangkaian baja (Bailey) sehingga, jalan yang jembatannya putus itu bisa kembali dilintasi masyarakat.
Kepala BNPB optimistis pembangunan jembatan Bailey oleh personel TNI tersebut dapat selesai dalam waktu kurang dari tiga minggu ke depan.
"Kita pastikan nanti dalam waktu tidak terlalu lama, tiga minggu ini krusial, menjelang libur Idul Fitri dan libur nasional ini jangan sampai jembatan ini masih putus,” kata Suharyanto yang meninjau salah satu lokasi jembatan putus di Desa Tugu Selatan, Cisarua, Kabupaten Bogor itu.
Adapun tim Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB melaporkan bahwa banjir bandang dengan arus yang sangat deras hingga setinggi pintu rumah warga itu melanda Kecamatan Cisarua dan sekitarnya pada Minggu (2/3) malam.
Meluapnya air aliran Sungai Cimanceri setelah diguyur hujan berintensitas deras dan berdurasi lama diyakini menjadi pemicu banjir yang menimbulkan dampak cukup signifikan ini.
Data sementara yang dihimpun oleh tim BNPB menyatakan bahwa jumlah korban terdampak sebanyak 381 keluarga atau 1.399 orang warga.
Dari jumlah korban tersebut, 346 orang korban di antaranya mengungsi, dan satu orang warga hilang terseret banjir dan dalam proses pencarian setidaknya sampai dengan Senin (3/3) petang.
Baca juga: Kebon Pala Jakarta banjir dua meter akibat Ciliwung meluap