Jakarta (ANTARA) - Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia mulai Oktober tahun ini hingga 2028 akan menduduki posisi sebagai Wakil Ketua Organisasi Badan Pemeriksa Tingkat Dunia, International Organizations of Supreme Audit Institusions (Intosai) dan akan memimpin Intosai untuk periode 2028-2031.
"Mulai Oktober 2025, BPK akan memulai tugasnya sebagai Wakil Ketua, dan menjadi Ketua Intosai untuk periode 2028-2031," kata Ketua BPK RI Isma Yatun dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu.
BPK berkolaborasi dengan China National Audit Office (CNAO), selaku Ketua dan Sekretariat Asian Organizations of Supreme Audit Institutions (Asosai) Working Group on Environmental Audit (WGEA), menyelenggarakan 10th Seminar on Environmental Auditing dan the 10th Working Meeting of the WGEA, di Yogyakarta pada Senin (24/2) yang diikuti oleh 38 peserta dari 16 negara, yakni Arab Saudi, Bahrain, Bhutan, China, Filipina, India, Indonesia, Kamboja, Kuwait, Malaysia, Malta, Mongolia, Oman, Polandia, Rusia, dan Thailand.
Dalam acara di Yogyakarta itu, pimpinan BPK sempat mengadakan pertemuan bilateral dengan lembaga pemeriksa keuangan dari Bhutan, Royal Audit Authority (RAA) dan dengan dari Polandia Najwysza Izba Kontroli (NIK), secara terpisah.
"Saya mengharapkan dukungan penuh dari RAA Bhutan dan NIK Polandia dalam menjalankan kepemimpinan global dalam audit sektor publik ini. Saya juga mengundang kedua SAI untuk menghadiri Kongres Intosai di Bali pada tahun 2028 yang akan menjadi tonggak penting bagi Indonesia dalam memimpin organisasi audit tertinggi di dunia,” ujar Ketua BPK RI Isma Yatun.
Isma Yatun mengapresiasi atas kehadiran RAA Bhutan dan NIK Polandia serta menegaskan komitmen BPK dalam mempererat hubungan dengan kedua Supreme Audit Institutions (SAI).
Isma juga membahas peran penting BPK dalam Intosai yang akan mulai diemban dalam waktu dekat.
BPK dan RAA Bhutan telah banyak berkolaborasi dalam kegiatan internasional di bawah payung Intosai dan Asosai, sementara kerja sama bilateral BPK dan NIK Polandia sudah terjalin sejak tahun 2008 dengan berbagai pertukaran pengetahuan maupun pengalaman di bidang metodologi audit yang berharga.
Pada tahun 2019, NIK Polandia bersama dengan SAI Norwegia dan SAI Estonia melakukan peer review atas BPK. Kemudian, NIK Polandia mengirimkan peserta untuk mengikuti diklat internasional tentang Blue Economy yang diselenggarakan oleh BPK di Bali pada tahun 2024.
Pada acara di Yogyakarta itu, Ketua BPK menegaskan pentingnya memperkuat kapasitas teknis, meningkatkan kolaborasi, dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan dalam pemeriksaan lingkungan guna mendukung pembangunan berkelanjutan.
Sementara itu, Deputy Auditor General CNAO, Li Feng, menyampaikan apresiasi kepada BPK atas kolaborasi dalam penyelenggaraan kegiatan dan berharap kegiatan ini dapat memberikan dampak yang positif dalam pengembangan pemeriksaan lingkungan terutama dalam audit pengelolaan sampah.
Hadir mendampingi Ketua BPK dalam kegiatan tersebut Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Pemeriksaan Keuangan Negara, R Yudi Ramdan Budiman dan Staf Ahli Bidang Lingkungan Hidup dan Pemeriksaaan Lingkungan, Ahmad Adib Susilo.
Para delegasi mempresentasikan country paper mengenai solid waste management audit, yang menampilkan praktik terbaik serta pengalaman dalam pemeriksaan pengelolaan sampah di masing-masing negara.
BPK menghadirkan narasumber dari Kementerian Lingkungan Hidup, Pemerintah Kabupaten Banyumas, serta LSM Shind Jogja yang masing-masing menyampaikan perkembangan kebijakan pengelolaan sampah dari sisi pemerintah pusat dan daerah serta strategi dan peluang pengembangan pengelolaan sampah secara berkelanjutan oleh komunitas peduli sampah.
Secara keseluruhan, kegiatan ini terbagi menjadi dua agenda utama, yaitu seminar mengenai Solid Waste Management sebagai forum berbagi pengalaman tentang audit penanganan sampah di Asia dan rapat kerja ke-10 Asosai WGEA yang mendiskusikan rencana kerja untuk dua tahun ke depan. Melalui pertemuan ini, diharapkan kapasitas serta efektivitas pemeriksaan lingkungan di negara-negara anggota badan pemeriksa se-Asia (Asosai) dapat terus meningkat dalam menghadapi tantangan lingkungan global di masa depan.
Baca juga: Menteri PKP: Negara audit pengembang
Baca juga: BPK tetap prioritas pemeriksaan keuangan
Baca juga: Bahlil sebut penyalahgunaan LPG tabung 3 kg dari pengecer jadi temuan BPK sejak 2023