Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria menilai sejumlah praktik baik diperlukan untuk pengembangan teknologi artificial intelligence (AI) yang etis.
Praktik baik ini merupakan bagian dari kesadaran tentang pentingnya penerapan teknologi AI yang etis. Hal ini juga disebabkan karena ada risiko-risiko negatif yang didapatkan dari teknologi AI.
"Dan peningkatan sekarang ini ditunjukkan oleh sejumlah perusahaan ya, dengan 80 persen dari perusahaan-perusahaan yang memakai AI itu mereka memiliki piagam etika gitu atau semacam panduan etika dalam pengembangan AI," ujar Nezar dalam sambutannya di acara Tech & Telco Summit 2025 di Jakarta, baru-baru ini.
Menurut Nezar, praktik baik tersebut salah satunya, perlu dipastikan bahwa sistem AI mudah dipahami dan bertanggung jawab, sehingga masyarakat dapat memahami dan percaya pada teknologi yang digunakan sesuai dengan pedoman etika AI itu.
Kemudian AI juga harus bebas dari bias yang merugikan, serta pemanfaatannya dipastikan secara inklusif serta tanpa diskriminasi.
Baca juga: Ini tantangan yang perlu diantisipasi dari teknologi AI
Baca juga: Central Group manfaatkan AI untuk edukasi properti