Bogor (Antara Megapolitan) - Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan tantangan bagi aparatur pemerintahan diera digitalisasi saat ini adalah ketika masyarakat menjadi redaktur pelaksana bagi beritanya masing-masing, sehingga kerja nyata menjadi kunci utama untuk membangun opini pemberitaan.
"Kunci utama untuk mengelola opini pemberitaan tentu saja kerja nyata. Dan menjadikan setiap warga sebagai juru bicara bagi daerahnya," kata Bima pada malam budaya Anugerah Perhumas 2017 di Balai Kota Bogor, Senin malam.
Bima mengatakan banyak persoalan dan tantangan terjadi, tetapi bagaimana cara melihatnya. Sebagai contoh ketika Presiden Joko Widodo memutuskan berkantor di Kota Bogor selama bulan Desember, banyak masyarkat berdiskusi apa dampaknya dan manfaatnya bagi kota. Bagaimana lalu lintasnya, dan macetnya.
"Kalau terkait masalah lalu lintas sudah dikoordinasikan, yang jelas Bogor adalah kota dengan republik, dan tentunya berapa dana DAK akan digelontorkan bagi Kota Bogor," katanya.
Bima mengatakan penduduk Kota Bogor berjumlah satu juta jiwa, berdasarkan survei yang jumlah warga yang terakses dengan baik terhadap media sosial sebanyak 60 persen atau sekitar 600 ribu jiwa. Dari 60 persen tersebut, yang aktif di facebook 80 persen, 30 persen di instagram.
Jumlah tersebut lanjut Bima, menjadi tantangan tersendiri ketika media pengarusutamaan hanya diakses sebesar 30 persen, begitu juga dengan media nasional jauh lebih rendah.
"Melihat persoalan ini betapa beratnya kerja tugas staf humas dengan personel terbatas, dan SDM tidak selevel dengan media," katanya.
Tetapi lanjut Bima, Pemkot Bogor berpandangan ketika setiap orang menjadi pemimpin redaksi hal itu justru menjadi perspektif optimis.
"Kita jadikan ini peluang bagaimana warga dijadikan humas bagi Kota Bogor, tinggal bagaimana menyandingkan antara dunia nyata dan dunia maya," katanya.
Menurut Bima, ketika setiap capaian hal yang kongkrit disebarkan melalui jalur yang efektif sehingga semua menyuarakan lewat sosial media.
"Karena kami percaya ketika orang mengkritik terlalu eksis di media sosial karena pencitraan. Tapi saya meyakini kalau dunia maya adalah refleksi, proyeksi dari dunia nyata," kata Bima.
Wali Kota Bogor menjamu 700 peserta Konvensi Nasional Humas (KNH) 2017 dalam acara malam budaya Anugerah Perhumas 2017 yang berlangsung di Kota Bogor 27-28 November.
Malam tersebut Badan Pengurus Pusat (BPP) Perhumas Indonesia memberikan Anugerah Perhumas 2017 kepada institusi dan lembaga pemerintah.
Anugerah kategori media untuk penilaian ROI diberikan kepada Suara Merdeka, sedangkan untuk penilaian Tonality diraih oleh Tribun Pekanbaru.
Anugerah kategori Services diberikan kepada BPC Perhumas Bandung, sedangkan kategori korporasi diberikan kepada PT Telkomunikawi Indonesia. Untuk kategori pemerintah jatuh kepada Divisi Humas Polri dan anugerah lifetime achievment diberikan kepada Arifin Pasaribu, salah satu pendiri Perhumas.
Tentang Opini Pemberitaan, Ini Kata Bima Arya
Selasa, 28 November 2017 10:58 WIB
"Kunci utama untuk mengelola opini pemberitaan tentu saja kerja nyata."