Jakarta (ANTARA) - Pengamat telekomunikasi sekaligus Direktur Eksekutif Information and Communication Technology (ICT) Institute Heru Sutadi menilai investasi Apple di Indonesia dapat meningkatkan investasi asing.
"Memang ini merupakan langkah untuk bisa meningkatkan investasi asing di Indonesia. Jadi memang yang kita dorong kan itu, bahwa Indonesia ini perlu juga mungkin bisa menjadi mitra bagi raksasa teknologi untuk juga mereka membangun produk-produknya di Indonesia," ujar Heru saat dihubungi ANTARA, Rabu.
Diketahui, Apple telah berkomitmen untuk berinvestasi di Indonesia sebesar 1 miliar dolar AS (sekitar Rp16 triliun) melalui pembangunan pabrik AirTag di Batam.
Ketua Komisi Komunikasi dan Edukasi Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) itu menilai rencana investasi Apple tersebut merupakan langkah positif. Namun menurutnya, investasi yang dilakukan oleh Apple di Indonesia idealnya harus lebih mendukung pengembangan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk produk seperti iPhone dan perangkat lainnya.
Adapun AirTag bukanlah bagian dari pembuatan perangkat seperti ponsel, komputer genggam, maupun tablet.
"Jadi memang idealnya adalah kita fokus bahwa investasi mereka itu adalah investasi untuk mendukung TKDN, dalam hal ini pembuatan ponsel iPhone, termasuk juga mungkin juga ada tablet segala macam bisa kita dukung gitu ya, dibanding mungkin pabrik AirTag," ujar dia.
Menurut Heru, Indonesia sebagai pasar besar dengan penjualan iPhone mencapai 2,7 unit per tahun memiliki potensi yang lebih besar dibandingkan negara lain seperti Vietnam.
Dengan pasar ponsel mencapai 354 juta perangkat, penting bagi Apple untuk mematuhi aturan TKDN agar terdapat kontribusi lokal dalam bentuk produksi komponen di Indonesia.
"Karena dengan TKDN ini artinya bahwa mereka harus mematuhi aturan, ada lokalisasi produk yang mungkin bisa dikerjakan di Indonesia. Katakanlah misalnya kardusnya, kemudian juga misalnya chargernya, kabel-kabelnya itu bisa kita produksi," kata dia.
Heru juga menyoroti bahwa Indonesia tidak boleh hanya menjadi pasar besar tanpa mendapatkan manfaat ekonomi yang signifikan.
Menurutnya, investasi yang mendorong pembangunan pabrik di dalam negeri dapat membantu mengurangi pengangguran, meningkatkan kapasitas tenaga kerja lokal, dan memberikan dampak positif pada penerimaan pajak.
"Jadi memang kita harus mendorong mereka juga membangun pabrik di Indonesia agar juga tenaga kerja kita yang tiap tahun bertambah ini, tenaga kerja kita juga yang dari latar belakang elektronik, latar belakang teknik, ini juga bisa berkontribusi sehingga juga mengurangi pengangguran di Indonesia. Belum lagi nanti perpajakannya," kata dia.
Dia mengingatkan bahwa ekonomi digital tidak seharusnya hanya menguntungkan raksasa teknologi, tetapi harus menjadi peluang bagi Indonesia untuk tumbuh dan berkembang bersama.
"Kalau kita lihat ekonomi dunia ini kan ekonomi yang sifatnya itu ekonomi berbagi. Jadi perkembangan ekonomi digital, khususnya teknologi ponsel juga jangan hanya dinikmati oleh raksasa teknologi, memperkaya diri mereka, memperkaya negara mereka, tapi juga sementara kita hanya jadi pasar. Nah ini kita nggak mau," ucap Heru.
"Jadi kita juga harus sama-sama tumbuh, sama-sama berkembang dari bisnis ponsel yang nampaknya juga tidak akan pernah mati," pungkas dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Investasi Apple dinilai dorong peningkatan penanaman modal asing