"Kami pasang sensor pada titik-titik peninjauan untuk memastikan keamanan saat konstruksi berlangsung," kata Teknisi Geoteknik Departemen Teknik Rapid Transit CECI Raymond Utama saat dihubungi di Jakarta, Selasa.
Raymond mengatakan dalam perencanaan pembangunan MRT Jakarta, CECI terlebih dahulu menghitung pergerakan bangunan-bangunan sekitar yang dilakukan konstruksi.
Baca juga: MRT Jakarta ajak sejumlah jurnalis Indonesia pelajari sistem pembayaran Metro Taipei
Diharapkan dengan adanya antisipasi ini mampu meminimalkan terjadinya risiko kerusakan pada bangunan seperti rumah warga yang ada di sekitar.
"Lewat perencanaan ini, kita bisa meminimalkan risiko kerusakan pada bangunan sekitar," ujarnya.
Terkait tantangan dalam pembangunan, dia mengatakan pada fase 2A CP203 tidak jauh berbeda dengan fase 1.
Adapun tantangan yang dihadapi yakni pembangunan berdekatan dengan bangunan bersejarah dan rumah warga.
"Tantangan di paket Fase CP203 adalah beberapa heritage building dan rumah-rumah warga yang berdekatan dengan konstruksi stasiun," ujarnya.
Baca juga: Jumlah penumpang LRT dan MRT Jakarta pada Juni naik 6,38 persen dibanding bulan Mei
Dengan demikian, CECI sebagai konsultan teknik sudah dipertimbangkan secara matang dari perencanaan hingga konstruksi pembangunan MRT Fase 2A CP203. Dipastikan keamanan warga terjaga.
Proyek pembangunan MRT fase 2A Bundaran Hotel Indonesia (HI) ke Kota dengan panjang 5,6 kilometer telah mencapai 37,55 persen sampai dengan Juli 2024.
Ada tiga paket pekerjaan yang sudah berjalan, yaitu paket kontrak CP 201, CP 202, dan CP 203.
Pada CP 203 yaitu penggalian terowongan antara Stasiun Glodok ke Stasiun Kota dengan panjang 244,5 meter di kedalaman 23,75 meter.
Baca juga: MRT berlakukan tarif khusus Rp1 untuk sambut HUT ke-497 Jakarta
Proyek pembangunan MRT CP 203 kini sudah di angka 57,89 persen dan selanjutnya akan dimulai kembali pengeboran terowongan dari arah sebaliknya.
Proyek pembangunan moda transportasi massal tersebut akan dioperasikan pada 2027 akhir untuk Fase 2A.
Lalu, Proyek MRT Fase 2A terbagi dua segmen, yaitu segmen satu Bundaran HI—Harmoni yang ditargetkan selesai pada 2027 dan segmen dua Harmoni—Kota yang ditargetkan selesai pada 2029.
Fase 2A MRT Jakarta dibangun dengan biaya sekitar Rp22,5 triliun melalui dana pinjaman kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Jepang.