Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Serang Anthon Gunawan, di Serang, Selasa, mengatakan jumlah angka keluarga berisiko stunting di Kota Serang mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2023 mencapai angka 23.711 keluarga.
"Untuk tahun ini setelah dilakukan validasi keluarga risiko stunting, maka jumlahnya mencapai 18.421 keluarga, dan ini angkanya menurun jika dibanding dengan tahun sebelumnya," kata Anthon.
Baca juga: Pemkab Bogor tekan tingginya angka stunting dengan cegah pernikahan dini
Ia mengatakan keluarga berisiko stunting memiliki banyak kriteria, seperti ibu hamil yang memiliki suami perokok aktif sehingga ibu hamil menjadi perokok pasif. Selain itu juga usia yang belum mencukupi, namun sudah menikah. Hal tersebut masuk ke dalam keluarga berisiko stunting.
Baca juga: Bupati targetkan tidak ada lagi kasus stunting baru di Kabupaten Sukabumi
"Maka jika kita menyelesaikan stunting, tapi keluarga beresiko stunting cukup tinggi, maka risiko melahirkan stunting baru itu kemungkinannya akan sangat besar," katanya.
Dengan demikian untuk mengatasi keluarga risiko stunting di Kota Serang, lanjut dia, Pemkot Serang menggelar penyuluhan Program Bangga Kencana atau pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana dengan memberikan pelatihan untuk membuat makanan bergizi.
Baca juga: Bupati targetkan tidak ada lagi kasus stunting baru di Kabupaten Sukabumi
"Selain itu Pemkot Serang juga menyiapkan bantuan berupa sembako, yakni berupa beras, telur, dan lainnya, kepada keluarga risiko stunting," katanya.
Ia mengatakan penyuluhan Program Bangga Kencana ini akan dilakukan secara rutin ke enam kecamatan yang ada di Kota Serang, dengan mengumpulkan 50 keluarga berisiko stunting.
"Mudah-mudahan semakin gencarnya kegiatan pencegahan stunting yang dilakukan Pemkot Serang ini dapat menekan angka risiko stunting bagi warga di Kota Serang," katanya.