Depok (ANTARA) - Jaksa di Kejaksaan Negeri Depok Alfadera membina puluhan mantan pelaku kejahatan siber untuk menjadikan sebagai aset pertahanan di masa depan.
Salah satunya adalah Addril, mantan peretas ulung yang dulu dikenal sebagai ancaman di dunia digital, kini menemukan jalan hidup yang tidak pernah ia bayangkan.
Setelah tertangkap dan terbukti melakukan peretasan terhadap saldo PT Kereta Commuter Line Indonesia Addril harus menjalani hukuman di balik jeruji besi dan merasakan pahitnya konsekuensi dari tindak kejahatannya.
Namun, hidupnya berubah drastis setelah menyelesaikan masa hukumannya—berkat bimbingan dari Jaksa Alfa Dera, seorang penegak hukum dari Kejaksaan Negeri Depok yang melihat potensi dalam diri Addril, bukan hanya kesalahannya.
Jaksa Alfa Dera, yang dikenal sebagai sosok tegas dalam menangani berbagai kasus di Depok, memiliki pandangan yang berbeda tentang tugas seorang jaksa.
Baginya, tugas utama bukan sebatas hanya menjatuhkan hukuman, tetapi juga memberikan kesempatan bagi mereka yang tersesat untuk memperbaiki diri dan kembali ke masyarakat.
Alfa Dera memutuskan untuk membimbing Addril melalui program rehabilitasi yang dirancang khusus untuk mantan peretas. Dalam program tersebut, Alfa memberikan peluang kepada Addril untuk mempelajari keterampilan baru di bidang teknologi dan kewirausahaan.
Alfa percaya bahwa dengan memberikan keterampilan yang dapat digunakan untuk mencari nafkah, mantan pelaku kejahatan dapat memiliki masa depan yang lebih baik.
"Kita harus memberikan kail, bukan ikan," ujar Alfa Dera.
Melalui dukungan Ikatan Alumni Universitas Pamulang, Alfa turut membangun unit-unit usaha yang melibatkan anak-anak asuhnya, termasuk Addril. Usaha tersebut tidak hanya membantu mereka memenuhi kebutuhan sehari-hari, tetapi juga mendukung pendidikan dan masa depan mereka.
Alfa berharap bahwa pengalaman ini akan menjadi fondasi kuat bagi anak-anak tersebut untuk meraih kesuksesan.
Tak hanya membimbing satu atau dua anak, Alfa Dera membina puluhan anak muda berbakat, khususnya di bidang teknologi dan komputer.
Banyak di antara mereka yang memiliki kemampuan luar biasa, tetapi sempat terjerumus ke dunia kriminal. Alfa melihat potensi besar dalam diri mereka dan percaya bahwa dengan bimbingan yang tepat, anak-anak ini bisa menjadi aset berharga bagi bangsa Indonesia.
"Mereka bukan penjahat. Mereka hanya mengambil langkah yang salah," ujar Alfa.
"Dengan bimbingan yang tepat, mereka bisa menjadi generasi muda hebat dan menjadi bagian dari SDM unggul Indonesia," katanya.
Program ini juga memberikan pelatihan kewirausahaan agar anak-anak asuhnya bisa mandiri secara ekonomi dan memahami pentingnya kerja keras. Alfa Dera berharap bahwa di masa depan, mereka yang pernah tersesat dapat membantu orang lain yang mengalami kesulitan serupa.
"Dulu, saya salah jalan, tapi sekarang saya bisa melihat masa depan yang lebih cerah," ujar Addril penuh keyakinan.
Alfa Dera tidak bekerja sendirian. Ia menggandeng berbagai pihak, termasuk Ikatan Alumni Universitas Pamulang, untuk memberikan akses pendidikan dan peluang usaha bagi para mantan peretas.
Baginya, transformasi ini bukan hanya soal memberi keterampilan baru, tetapi juga menciptakan agen perubahan.
"Anak-anak ini, yang dulunya merusak sistem, sekarang bisa menjadi pelindung bagi sistem," kata Alfa.
"Dengan pengalaman yang mereka miliki, mereka bisa menjadi pionir dalam bidang keamanan siber, menjaga bangsa dari ancaman global," katanya.
Alfa Dera menunjukkan bahwa dengan pendekatan yang humanis dan berbasis kesempatan kedua, masa depan seseorang bisa berubah total.
Ia percaya bahwa tugas seorang jaksa bukan hanya menghukum, tetapi juga memberikan harapan dan peluang. Dengan bimbingan yang tepat, mereka yang pernah terjebak dalam kejahatan siber bisa bangkit dan menjadi pahlawan siber di masa depan.
Jaksa Alfadera bina mantan pelaku kejahatan siber jadi aset pertahanan
Minggu, 20 Oktober 2024 20:20 WIB
Kita harus memberikan kail, bukan ikan.